Dukung Pengembangan Mobil Listrik, BRI Siapkan Rp 150 Miliar

BRI mengaku telah menyiapkan plafon kredit mencapai Rp 150 miliar bagi para peminat mobil listrik

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Agu 2019, 17:12 WIB
Ilustrasi pelayanan Bank Rakyat Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menyiapkan plafon pembiayaan kredit kendaraan rendah emisi karbon (low cabon emission vehicle/LCEV) sebanyak Rp 100 miliar. Hal itu disampaikan oleh Direktur Konsumer BRI, Handayani.

"Kemarin kita sudah siapkan alokasi kredit kendaraan bermotor listrik Rp 100 miliar untuk tahap awal," kata dia saat ditemui di Plaza Senayan, Jakarta, Minggu (18/8/2019).

Jika permintaan pada tahap awal banyak, dia menyebutkan angka tersebut dapat bertambah hingga Rp 150 miliar.

Dia menjelaskan, bentuk kredit mobil listrik yang diberikan BRI ini akan berbeda dengan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) lainnya.

"Ini kan agak beda ya soal listrik, CC-nya agak beda dengan reguler, jadi khsusulah, enggak seperti CC yang biasa dan juga dipaket kita yang reguler bermotor itu kita sediakan chargernya, biar enggak bingung," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Gandeng Agen Pemegang Merek

Mobil listrik DFSK Glory E3 dipamerkan dalam GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 di ICE BSD, Tangerang, Jumat (19/7/2019). Mobil dengan panjang 4385 mm dan lebar 1850 mm ini memiliki kemampuan jarak tempuh hingga 405 kilometer. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Dalam program ini, bank pelat merah tersebut menggandeng Mercedes-Benz, BMW, Nissan, Toyota, Mitsubishis, serta Agen Pemegang Merek (APM) lain yang siap menjual kendaraan rendah emisi karbon.

"Kemarin kita gandengnya BMW, Mercedes, Toyota dan Mitsubishi," ujarnya.

"Tapi memang saat ini yang sudah ready stock itu BMW karena memang Honda dan Toyota sedang on proses kesediaann mobilnya. Mitsubishi juga sudah siap. Kita kapan saja siap," dia menambahkan.

Dia menegaskan akan berhati-hati dalam menggandeng APM dalam program tersebut. Terlebih mobil listrik merupakan hal yang baru.

"Kita lihat nama dan kualitas yang teruji baik. Ini kan sesuatu yang baru, jadi kita pilih brand yang after salesnya baik," tutupnya.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya