Liputan6.com, Surabaya - Kepolisian Daerah Jawa Timur memperketat penjagaan di setiap mapolsek setelah adanya serangan terhadap dua anggota Polsek Wonokromo Surabaya, Aiptu Agus Sumartono dan Briptu Febian oleh seorang pelaku berinisial IM.
"Ini bukan karena apa-apa, tapi karena pengembangan dari situasi," ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera ketika dikonfirmasi di Surabaya, Minggu (18/8/2019).
Advertisement
Dilansir dari Antara, Frans Barung menegaskan, penjagaan lebih ketat tersebut atas perintah langsung dari Kapolda Jatim Inspektur Jenderal Polisi Luki Hermawan.
Kendati dilakukan penjagaan secara ketat, pelayanan di mapolsek, khususnya di Wonokromo tetap berjalan seperti biasanya.
Dia mencontohkan aksi teror bom yang ditujukan ke Mapolrestabes Surabaya pada tahun 2018 tidak mengurangi pelayanan polisi terhadap masyarakat.
"Pelayanan tetap berjalan seperti biasa tidak ada yang berubah karena tugas polisi yang hakiki adalah memberi pelayanan kepada publik sehingga tidak akan berhenti karena teror," ucapnya.
Hal senada juga ditegaskan Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Sandi Nugroho yang memastikan pelayanan di Polsek Wonokromo tidak akan terganggu meski telah terjadi teror terhadap anggotanya.
"Pelayanan untuk masyarakat tetap berjalan seperti biasa. Namun, kewaspadaan akan ditingkatkan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Penyerangan
Sebelumnya, pada Sabtu (17/8) sekitar pukul 17.00 WIB, seorang pria tak dikenal menyerang anggota Polsek Wonokromo dengan berpura-pura melapor ke bagian SPKT.
Pelaku tiba-tiba menyerang menggunakan celurit hingga mengakibatkan seorang anggota polisi terluka dan harus mendapat perawatan di rumah sakit serta seorang polisi lainnya menderita luka lebam.
Polisi juga memeriksa keluarga IM, pelaku penyerangan terhadap anggota Polsek Wonokromo Aiptu Agus Sumartono di kawasan Sidosermo Surabaya, Sabtu 17 Agustus 2019 malam.
Seperti dilansir Antara, istri dan tiga anak pelaku juga diminta ikut polisi. Selain itu, polisi juga menggeledah indekos serta mengamankan laptop, kertas, dan ponsel milik pelaku.
Ketua RT 03, RW 02 Sidosermo, Ainul Arif ketika ditemui wartawan mengatakan, perilaku pelaku IM memang berubah sejak setahun lalu.
"Kesehariannya biasa saja. Dia itu jualan sempol sama kirim kerupuk makaroni di sini. Jualannya keliling dan anaknya juga sekolah di sini," Arif.
Arif mengaku, selama ini tidak pernah melihat adanya gerak-gerik mencurigakan, tamu atau orang-orang berkumpul di tempat tinggal IM.
Advertisement