Jayapura - Terkait dengan adanya insiden yang dialami sejumlah mahasiswa Papua di Surabaya, Semarang, dan Malang, Gubernur Papua Lukas Enembe akan membentuk tim untuk mengusut kasus ini dan mencari tahu seperti apa kejadian sebenarnya.
"Kami membentuk tim untuk melihat keadaan mereka di Surabaya, Malang, dan Semarang dari kejadian itu. Kami akan berangkat besok, yakni Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua, DPRP, MRP, Polda, dan Kodam. Apakah mereka akan dipulangkan atau bagaimana, kami akan lihat," jelas Lukas di Kota Jayapura, dalam keterangan pers, Minggu malam, (18/8/2019)
Menurut Lukas, pihak Pemprov Papua merasa prihatin dengan insiden yang mengakibat adanya penangkapan atau pengosongan asrama mahasiswa Papua di Kota Surabaya oleh aparat keamanan.
Baca Juga
Advertisement
Lukas juga mengatakan, Pemprov Papua menghargai tindakan yang dilakukan aparat keamanan secara proporsional, profesional, dan berkeadilan sehingga tak melakukan pembiaran atas tindakan main hakim sendiri oleh kelompok atau ormas yang dapat melukai hati masyarakat Papua.
"Hindari tindakan mengganggu represif yang dapat timbulkan korban jiwa, kegaduhan politik dan rasa nasionalisme sesama anak bangsa," jelasnya.
Menurut Lukas, Provinsi Papua merupakan wilayah Republik Indonesia yang dikenal sebagai miniatur Indonesia, sesungguhnya yang mengusung Bhinneka Tunggal Ika. Penduduk Papua beragam, multietnis, multiagama, dan multibudaya yang hidup secara berdampingan.
"Masyarakat asli Papua menyambut baik dan memperlakukan masyarakat non-Papua secara terhormat dan sejajar. Sehingga kami berharap kehadiran masyarakat Papua di berbagai wilayah yang ada di Indonesia harus juga diperlakukan sama," terang Lukas.
Lukas juga mengatakan, hal ini merupakan komitmen bersama sebagai anak bangsa untuk mewujudkan Indonesia yang damai, berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi, dan beretika secara budaya.
Baca berita menarik lainnya di Kabarpapua.co
Keberagaman di Papua
Gubernur Papua, Lukas Enembe meminta kepada seluruh masyarakat Papua di Provinsi Papua, maupun di seluruh wilayah Indonesia untuk merespon insiden yang terjadi ini secara wajar, tanpa ada tindakan yang bertentangan norma-norma adat budaya, maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku.
"Kami juga mengharapkan agar masyarakat non-Papua di seluruh Indonesia tetap menjaga harmoni kehidupan dan tak melakukan hal-hal atau tindakan inkonstitusional seperti persekusi, main hakim sendiri, memaksakan kehendak, bertindak rasis dan diskriminatif, serta intoleran yang dapat melukai hati masyarakat yang mengganggu harmoni kehidupan berbangsa dan bernegara,: jelas Lukas.
Saat ini, kata Lukas, sudah 74 tahun Indonesia merdeka, seharusnya tindakan-tindakan intoleran, rasis, dan diskriminatif, tak boleh terjadi di negara Pancasila yang dijunjung bersama ini. Sehingga, selaku Gubernur Papua, pihaknya mengajak para gubernur, bupati, dan wali kota di seluruh Indonesia untuk ikut melakukan pembinaan terhadap pelajar atau mahasiswa di wilayah masing-masing.
"Sebagaimana kami juga bertanggung jawab untuk melakukan pembinaan pelajar, mahasiswa, masyarakat Papua yang berasal dari luar Papua. Hal ini merupakan upaya kita bersama untuk mencegah terjadinya insiden serupa di masa datang, sekaligus dalam rangka merajut rasa nasionalisme dan persatuan kebersamaan sebagai anak bangsa," Lukas menandaskan.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement