Liputan6.com, Jakarta - Orangutan saat ini hanya ditemukan di Sumatera (Pongo abelii) dan Kalimantan (Pongo pygmaeus). Di Kalimantan sendiri dibagi menjadi tiga sub jenis. Pongo pygmaeus pygmaeus yang tersebar di sebelah utara Sungai Kapuas termasuk Serawak, Malaysia, Pongo pygmaeus wurmbii tersebar di sebelah selatan Sungai Kapuas, Kalimantan Barat hingga Sungai Barito, Kalimantan Tengah, dan Pongo pygmaeus morio di Kalimantan Timur hingga Sabah.
Menurut Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) BKSDA Kalimatan Barat Yoga Budihandoko, informasi terkini tentang status populasi dan distribusi orangutan khususnya di Cagar Alam Muara Kendawangan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat sangat terbatas. selain itu juga belum termasuk ke dalam lokasi monitoring orangutan yang terdapat dalam Keputusan Direktur Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem Nomor: SK.180/IV-KKH/2015 yang menetapkan 25 (Dua Puluh Lima) Spesies Terancam Punah sebagai Spesies Prioritas Utama untuk Peningkatan Populasi 10 persen pada Tahun 2015-2019.
Advertisement
Melihat hal tersebut, menyebabkan perlunya informasi terkini terkait orangutan di wilayah Kendawangan dan sekitarnya. “Pada 2016, kami telah memantau keberadaan tiga individu orangutan di dua lokasi yang berada di pinggiran Sungai Membuluh yang berada di antara Sungai Belaban dan Sungai Mangkul. Di tahun ini, kami kembali melakukan kembali dengan lokasi masuk ke dalam hutan cagar alam,” jelas Yoga, Senin (19/8/2019).
Yoga menjelaskan bahwa sedari tanggal 1 sampai 14 Juli 2019, tim dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat, didukung oleh Forum Komunikasi Konservasi Orangutan Kalimantan Barat (FOKKAB), dan Fauna & Flora International-Indonesia Programme menjelajahi hutan Kendawangan. Kegiatan ini juga untuk memperbarui informasi tentang populasi orangutan dan memantau keberadaan satwa lainnya di Cagar Alam Muara Kendawangan.
Dari hasil kegiatan, ditemui tujuh keberadaan sarang orangutan, namun tidak ditemukan keberadaan orangutan. Sarang yang ditemui termasuk kelas baru dan lama. Sarang baru dicirikan dengan warna daun pada sarang masih hijau, sedangkan sarang lama dicirikan sudah berlubangnya sarang hingga tidak ada daun, sedikit ranting dan bentuk sarang hampir hilang.
Menurut Anggota Forum Komunikasi Konservasi Orangutan Kalimantan Barat (FOKKAB) Yadi Purwanto, penemuan keberadaan sarang menjadi titik terang akan keberadaan orangutan yang sebelumnya tidak ditemukan informasinya.
“Pergerakan orangutan cukup luas dan sangat tergantung oleh pakan. Orangutan termasuk satwa pemakan buah (frugivora), namun juga dapat mengkonsumsi daun, bunga, empelur, kambium, serangga, vertebrata kecil seperti tikus pohon atau kukang, juga telur burung. Kami menemui salah satu jenis pohon pakan orangutan jenis punak Tetramerista glabra, meskipun tidak banyak ditemui saat survei,” terang Yadi.
(Fransisca Noni, kontributor Liputan6.com, peneliti FFI)