Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama INKA Budi Noviantoro mengatakan, pihaknya sedang membangun pabrik baru di wilayah Banyuwangi, Jawa Timur. Pembangunan pabrik tersebut sebagai upaya perseroan untuk meningkatkan kapasitas produksi.
Menurut dia, pabrik tersebut rencananya akan dibangun di atas lahan seluas 83 hektare milik PT INKA. Ditargetkan pembangunan pabrik selesai pada tahun 2020.
"Banyuwangi progressnya 26 persen. Mudah-mudahan pas ulang tahun INKA 2020 selesai. Saat ini lebih maju. Kemarin Bu Menteri (Menteri BUMN Rini Soemarno) sudah kesana semuanya sudah bagus," kata dia, di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (19/8/2019).
Baca Juga
Advertisement
Dia mengatakan saat ini INKA memang telah memiliki pabrik di Madiun dengan luas lahan 22 hektar dan kemampuan produksi rata-rata 1,5 kereta per hari. "Sekarang (pabrik di Madiun) kan 1,5 kereta per hari rata-rata. Kalau di sana (Banyuwangi) 3 sampai 4 kereta (per hari) kapaitasnya," ujarnya.
Selain itu kelebihan pabrik INKA di Banyuwangi tersebut jaraknya dekat dengan pelabuhan. Dengan demikian proses distribusi kereta, terutama untuk pasar ekspor jadi lebih efisien.
"Di sana karena dekat pelabuhan. Kalau di Madiun itu kalau saya (ekspor) ke Bangladesh, itu dari Madiun dibawa ke Tanjung Perak dulu, itu 2 sampai 3 hari sampainya," urai Budi.
"Kalau nanti dari Banyuwangi langsung, kita buat akses keluar sudah ke pelabuhan kira-kira hanya 1,5 km sampai 2 km. Impornya juga langsung gampang," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menteri BUMN: INKA Bangun Pabrik di Banyuwangi, Terbesar di ASEAN
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno meninjau progres pembangunan workshop atau pabrik kereta api milik PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA di Banyuwangi, Jawa Timur. Pembangunan pabrik ini akan mendukung industri kereta api di Tanah Air. Workshop ini akan menjadi pabrik kereta api kedua milik INKA.
Rini mengatakan, pembangunan pabrik kereta api INKA ini sangat penting. Sebab, daya tampung pabrik kereta api di Madiun sudah terlalu padat dan tidak mencukupi. Sedangkan, INKA baru saja mendapatkan pesanan gerbong dan lokomotif kereta api dari Laos.
“Kita juga sudah menawarkan ke Filipina dan Madagaskar. Jadi kita tawarkan ke banyak negara juga. Alhamdulillah kita punya dan ini harus cepat terselesaikan karena memang pesanannya INKA sudah menunggu seperti gerbong dan lokomotif kereta makin banyak sehingga di Madiun itu sudah cukup padat dan tidak mencukupi,” ujar Rini dalam keterangan tertulis, Rabu (17/7/2019).
Pemilihan lokasi pabrik kereta api di Banyuwangi bukan tanpa alasan. Pabrik kedua ini berdekatan dengan Pelabuhan Ketapang dan Stasiun Banyuwangi Baru. Pabrik ini akan dilengkapi testing track sepanjang 4 kilometer (km).
“Memang pabrik-pabrik kereta yang besar di dunia harus ada test track-nya dan membutuhkan lahan yang besar,” katanya.
Advertisement
Telan Dana 483 Miliar
Pabrik kedua INKA di Banyuwangi menempati lahan seluas 83,49 hektare. Untuk tahap pertama, pembangunan pabrik ini menelan dana mencapai Rp 483 miliar dengan kontraktor PT Adhi Karya (Persero) Tbk. INKA sendiri membutuhkan sekitar 3.000 tenaga kerja dan akan diutamakan dari masyarakat sekitar dalam pengoperasian pabrik kereta api, salah satunya lulusan SMK.
Workshop tersebut nantinya digunakan untuk pengembangan kapasitas produksi INKA sebagai satu-satunya manufaktur sarana perkeretaapian di Asia Tenggara (ASEAN). Pabrik ini akan membuat lokomotif dan gerbong yang berorientasikan untuk ekspor ke luar negeri. Hingga saat ini, progres pembangunan pabrik kereta api tahap pertama ini sudah mencapai 20 persen.
“Kita harapkan tahap pertama pabrik kereta api kedua milik INKA ini bisa selesai pada Agustus 2020,” tegas Rini.