Kata TNI hingga Permintaan Maaf Khofifah soal Kerusuhan Manokwari

Massa aksi di Manokwari bahkan hingga memblokade jalan.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 19 Agu 2019, 16:40 WIB
Massa turun ke jalan dalam unjuk rasa yang berujung kerusuhan di Manokwari, Papua, Senin (19/8/2019). Mereka membakar gedung DPR juga memblokade jalan dengan membakar ban sebagai buntut dari peristiwa yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang, serta Semarang beberapa hari lalu. (STR / AFP)

Liputan6.com, Manokwari - Kerusuhan terjadi di Manokwari, Papua Barat dan unjuk rasa di Jayapura, Papua, Senin (19/8/2019). Kerusuhan di Manokwari bahkan membuat massa membakar Gedung DPRD.

Kedua aksi ini, baik di Manokwari atau Jayapura diduga akibat kemarahan masyarakat Papua sebagai buntut dari peristiwa yang dialami mahasiswa asal Papua di Surabaya dan Malang, Jawa Timur serta Semarang, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.

Massa aksi di Manokwari bahkan hingga memblokade jalan. Sejumlah ruas jalan di Manokwari, terutama Jalan Yos Sudarso yang merupakan jalan utama Kota Manokwari diblokade massa yang mengakibatkan aktivitas masyarakat maupun arus lalu lintas lumpuh.

Kerusuhan itu pun membuat sejumlah tokoh angkat bicara. Salah satunya adalah Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon.

Menurutnya, agar kerusuhan Manokwari ini tak berbuntut panjang, ia meminta semua tokoh duduk bersama untuk menenangkan warga.

Berikut tanggapan tokoh dari kerusuhan yang terjadi di Manokwari dihimpun Liputan6.com:

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kata TNI

Massa turun ke jalan dalam unjuk rasa yang berujung kerusuhan di kota Manokwari, Papua, Senin (19/8/2019). Aksi masyarakat Papua ini merupakan buntut dari kemarahan mereka atas peristiwa yang dialami mahasiswa asal Papua di Surabaya dan Malang, serta Semarang beberapa hari lalu. (STR / AFP)

Kerusuhan di Manokwari dan unjuk rasa di Jayapura menjadi rentetan aksi berantai di Papua. Hal itu menyusul insiden pengepungan asrama mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya beberapa waktu lalu.

"Efek Surabaya, Malang itu," kata Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Eko Daryanto saat dihubungi Liputan6.com.

Menurut Eko, untuk di Jayapura sendiri tidak terjadi kerusuhan. Hanya saja, massa memblokir jalan utama menuju Bandara Sentani.

"Sementara tidak ada aksi (pengerusakan), tapi sudah aksi penutupan jalan ke bandara," jelas dia.

TNI masih menunggu koordinasi dari kepolisian. Sementara, lanjut Eko, pihaknya sudah bersiap untuk ikut mengamankan jalannya aksi.

"Kita siaga saja," Eko menandaskan.


Permintaan Fadli Zon

Wakil Ketua DPR Fadli Zon memberikan keterangan kepada awak media usai menjenguk Ahmad Dhani di Rutan Klas I Cipinang, Jakarta, Rabu (6/2). Fadli Zon dan Fahri mempertanyakan rencana pemindahan Ahmad Dhani ke Surabaya. (Merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Agar kerusuhan Manokwari ini tak berbuntut panjang, Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon meminta semua tokoh duduk bersama untuk menenangkan warga.

"Jadi mestinya memang para tokoh, para pemimpin ini duduk bersama dan jangan membiarkan ini berlarut-larut terutama mereka yang menjadi influencer, menjadi tokoh-tokoh yang berpengaruh, ini harus duduk bersama, menenangkan, supaya ini tidak merembet dan jadi bola salju," kata Fadli di Gedung DPR, Senayan.

Fadli mengatakan, keamanan harus menjadi perhatian pihak-pihak terkait. Dalam aspek penegakan hukum, keadilan harus benar-benar ditegakkan demi memberikan rasa keadilan bagi semua.

Jika ada persoalan berkaitan dengan isu separatisme, maka harus menggunakan pendekatan khusus.

"Ada hal-hal dimana tindakan-tindakan yang menyangkut masalah separatisme itu harus didekati, diproses dengan bijaksana karena ini sangat membahayakan kalau kita mendiamkan atau justru memberikan pendekatan yang salah," jelasnya.

Karena itu, tegas Fadli, ikatan bangsa ini terletak pada simpul kesamaan nasib dan cita-cita. Kalau tidak ada keadilan ekonomi dan sosial, ini sangat membahayakan.

"Jadi approach atau pendekatan terhadap berbagai macam masalah seperti separatisme perlu ada kehati-hatian," lanjutnya.

Politikus Gerindra ini menegaskan, interaksi sosial masyarakat Indonesia tidak didasari perbedaan SARA. Indonesia adalah bangsa yang sangat toleran dan itu yang harus jadi pegangan semua pihak dalam berinteraksi dengan masyarakat.

"Interaksi kita tidak ada lagi yang membedakan perlakuan terhadap agama, suku, golongan, etnis dan sebagainya. Indonesia ini termasuk yang paling toleran sedunia. Karena semua pihak, semua orang yang punya keyakinan, latar belakang, bisa hidup di sini," pungkas Fadli.

 


Dugaan Gubernur Papua Barat

Massa turun ke jalan dalam unjuk rasa yang berujung kerusuhan di Manokwari, Papua, Senin (19/8/2019). Mereka membakar gedung DPR juga memblokade jalan dengan membakar ban sebagai buntut dari peristiwa yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang, serta Semarang beberapa hari lalu. (STR / AFP)

Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan menduga ada pihak-pihak yang memanfaatkan kerusuhan di Manokwari, Papua Barat. Menurut Dominggus, aksi yang berjalan sejak Senin pagi tadi seharusnya berjalan dengan damai.

"Memang ada pihak-pihak lain memanfaatkan situasi ini untuk membakar kantor DPRD," kata Dominggus saat dihubungi Liputan6.com.

Dominggus berharap aparat kepolisian mengusut peristiwa tersebut dan diproses sesuai hukum yang berlaku.

"Sehingga bisa ketahuan siapa pelakunya dan diproses hukum," kata Dominggus.

Dominggus mengatakan, dirinya sudah berkoordinasi dengan Panglima Kodam Kasuari dan Kapolda Papua Barat untuk mendinginkan situasi di Manokwari.

"Jadi jangan anarkistis lagi," kata Dominggus.

 


Permintaan Maaf Gubernur Jawa Timur

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberikan keterangan kepada awak media usai menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (18/6/2019). Khofifah mengaku membahas sejumlah proyek infrastruktur dan transportasi di Jawa Timur. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa meminta maaf atas insiden mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang, Jawa Timur hingga berbuntut panjang dengan ada aksi Jayapura, Papua dan Manokwari, Papua Barat.

Khofifah menyampaikan, ada informasi yang terkonfirmasi dari sejumlah elemen masyarakat, yang kemudian menimbulkan sensitivitas adalah ada kalimat-kalimat yang kurang sepantasnya itu terucap.

"Saya ingin menyampaikan bahwa itu sifatnya personal, itu tidak mewakili suara masyarakat Jawa Timur," tutur Khofifah.

"Oleh karena itu saya ingin menyampaikan permohonan maaf atas nama masyarakat Jawa Timur. Sekali lagi itu tidak mewakili masyarakat Jawa Timur," Khofifah menambahkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya