Jokowi: Pace Mace, Mama Mama, Lebih Baik Saling Memaafkan

Jokowi mengatakan, emosi itu boleh, tapi memaafkan itu lebih baik. Dia juga masyarakat bersabar, karena itu juga lebih baik.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Agu 2019, 17:58 WIB
Presiden Joko Widodo dengan baju adat suku Sasak NTB menyampaikan pidato kenegaraan dalam Sidang Bersama DPD-DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019). Setelah sidang tahunan MPR 2019 berakhir, agenda berlanjut ke sidang bersama DPD-DPR. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta masyarakat di Papua dan Papua Barat memberi maaf terkait konflik mahasiswa di Jawa Timur. Gelombang demonstrasi di beberapa wilayah Papua dan Papua Barat dipicu insiden yang melibatkan mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya, Jawa Timur.

"Saudara saudaraku, pace mace, mama mama di Papua, di Papua Barat saya tahu ada ketersinggungan. Oleh sebab itu sebagai saudara sebangsa dan setanah air yang paling baik adalah saling memaafkan," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (19/8/2019).

Jokowi mengatakan, emosi itu boleh, tapi memaafkan itu lebih baik. Dia juga masyarakat bersabar, karena itu juga lebih baik.

"Dan yakinlah bahwa pemerintah akan terus menjaga kehormatan dan kesejahteraan pace mace, mama mama yang ada di Papua dan Papua Barat," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo akan memanggil Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa terkait kerusuhan di Manokwari, Papua Barat.

Karena apapun kepala daerah sebagai kepala wilayah harus bertanggung jawab ada di daerahnya," kata Tjahjo usai rapat di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin, (19/8/2019).

Namun Tjahjo belum bisa memastikan kapan kedua kepala daerah itu harus menghadap dirinya. Pemanggilan rencananya akan dilakukan setelah situasi di Papua dan Papua Barat kondusif.

"Ya tunggu dulu setelah situasi membaik, kami akan memanggil termasuk juga dalam waktu dekat setelah redanya di Jayapura kami juga akan minta klarifikasi dari pernyataan Sekda Papua," ujar Tjahjo.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Permintaan Maaf

Massa turun ke jalan dalam unjuk rasa yang berujung kerusuhan di kota Manokwari, Papua, Senin (19/8/2019). Aksi masyarakat Papua ini merupakan buntut dari kemarahan mereka atas peristiwa yang dialami mahasiswa asal Papua di Surabaya dan Malang, serta Semarang beberapa hari lalu. (STR / AFP)

Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa meminta maaf atas insiden mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang, Jawa Timur hingga berbuntut panjang dengan ada aksi Jayapura, Papua dan Manokwari, Papua Barat.

Khofifah menyampaikan, ada informasi yang terkonfirmasi dari sejumlah elemen masyarakat, yang kemudian menimbulkan sensitivitas adalah ada kalimat-kalimat yang kurang sepantasnya itu terucap.

"Saya ingin menyampaikan bahwa itu sifatnya personal, itu tidak mewakili suara masyarakat Jawa Timur," tutur Khofifah, Senin (19/8/2019).

"Oleh karena itu saya ingin menyampaikan permohonan maaf atas nama masyarakat Jawa Timur. Sekali lagi itu tidak mewakili masyarakat Jawa Timur," Khofifah menambahkan.

Dikonfirmasi secara terpisah, Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Frans Barung Mangera membantah ada isu rasis dengan ucapan kata yang tidak berkenan terhadap mahasiswa Papua.

"Kami jelaskan tidak ada anggota kepolisian yang menyampaikan hal tersebut (rasis). Kalaupun ada OKP (organisasi kepemudaan) kami akan lakukan penyelidikan," ujar Barung. 

 

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya