Pesan Damai Para Tokoh untuk Papua Tercinta

Kawasan Papua yakni Jayapura tidak ada aksi yang menimbulkan kerusuhan massa. Sementara di Papua Barat meliputi Manokwari dan Sorong, rusuh yang terjadi masih terbilang di bawah kontrol aparat TNI-Polri.

oleh Yopi Makdori diperbarui 20 Agu 2019, 10:33 WIB
Ilustrasi Aksi Damai Indonesia (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menyatakan, situasi di wilayah Papua dan Papua Barat telah kondusif usai unjuk rasa warga setempat. Situasi terpantau aman hingga malam kemarin.

"Malam hari ini situasi kondusif, massa sudah menyampaikan aspirasinya dan kembali ke kediaman masing-masing, langsung dikawal aparat Polri dan TNI," tutur Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (19/8/2019).

Menurut Dedi, untuk kawasan Papua yakni Jayapura tidak ada aksi yang menimbulkan kerusuhan massa. Sementara di Papua Barat meliputi Manokwari dan Sorong, rusuh yang terjadi masih terbilang di bawah kontrol aparat TNI-Polri.

"Situasi Sorong berangsur kondusif. Untuk Kota Manokwari, hasil komunikasi antara Kapolda, Pangdam, dan Wagub dengan tokoh masyarakat dan tokoh pemuda, serta elemen mahasiswa sudah ada kesepakatan. Apa yang menjadi aspirasi dari masyarakat ditampung dan disampaikan ke pemerintah pusat," jelas dia.

Belakangan muncul dugaan kerusuhan di Manokwari dan sejumlah titik di wilayah Papua dipicu oleh tindak kekerasan dan pengusiran mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya pada Jumat, 16 Agustus 2019 lalu.

Beberapa pesan damai bermunculan dari berbagai tokoh dan kelompok masyarakat. Keinginan kuat untuk damai dan saling berangkulan muncul dari sanubari sebagai satu kesatuan. Berikut beberapa untaian pesan damai demi mendinginkan rusuh di Papu yang berhasil Liputan6.com himpun.

 

Saksikan Video Terkait Berikut Ini:


PGI Imbau Masyarakat Tak Terprovokasi

Ilustrasi Aksi Damai Indonesia (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sekretaris Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Gomar Gultom, meminta masyarakat menahan diri dan tidak mudah terpancing oleh isu yang beredar terkait penyebab aksi massa di Papua dan Papua Barat.

"Sementara terhadap masyarakat saya mengimbau untuk bersama-sama menahan diri dan jangan cepat terpancing oleh berita-berita yang berkembang," kata Gomar kepada Antara, Jakarta, Senin (19/8/2019).

Gomar menuturkan, isu-isu yang berkembang bisa menjadi alat untuk memancing keributan yang dapat mengganggu ketenteraman masyarakat.

Masyarakat diharapkan tidak serta merta mudah terpancing dan terprovokasi suatu isu tertentu. Masyarakat juga diharapkan mengedepankan ketertiban dan perdamaian bangsa.

"Sekarang ini terlalu banyak rumor yang berkembang di negara kita oleh hal-hal yang kita tidak ketahui, begitu banyak rumor yang hendak mengadu domba kita, banyak sekali peristiwa-peristiwa belakangan ini kalau kita jeli, nampaknya berbagai kekuatan elemen masyarakat sedang hendak dibenturkan, oleh karena itu mohonlah kita masing-masing menahan diri, kita konsentrasi saja membangun bangsa ini," ujar dia.

 


MUI Imbau Masyarakat Tak Terpancing Rasisme

Massa turun ke jalan dalam unjuk rasa yang berujung kerusuhan di kota Manokwari, Papua, Senin (19/8/2019). Aksi masyarakat Papua ini merupakan buntut dari kemarahan mereka atas peristiwa yang dialami mahasiswa asal Papua di Surabaya dan Malang, serta Semarang beberapa hari lalu. (STR / AFP)

Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Anwar Abbas mengimbau masyarakat agar tidak terpancing isu rasisme soal Papua karena di era konten media sosial saat ini justru bisa memperkeruh suasana jika tidak dikelola dengan baik.

"MUI mengimbau masyarakat tetap tenang, mengendalikan diri serta tidak terprovokasi oleh isu-isu yang bermacam-macam agar suasana tenang dan damai, tetap terjaga dan terpelihara serta tidak semakin keruh," kata Anwar di Jakarta, Senin.

Pada hari ini, ribuan warga Papuamenggelar aksi massa memprotes tindakan yang dilakukan oknum warga Malang dan Surabaya, Jawa Timur, terhadap mahasiswa Papua.

 


Wali Kota Surabaya Imbau Seluruh Pihak Jaga Perdamaian

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma) hadiri pertunjukan kesenian bertajuk “Sawunggaling Anak Dunia”. (Foto:Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma) meminta maaf atas insiden di asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya sehingga memicu kerusuhan yang terjadi Manokwari, Papua Barat pada Senin, (19/8/2019).

Risma mengajak seluruh pihak untuk saling menjaga kedamaian dan tidak terpancing emosi. "Mari sekali lagi kita jaga, kita akan rugi semua. Sayang sekali selama ini kita sudah bangun dengan susah payah, kemudian hancur begitu saja hanya karena emosi kita. Saya pikir itu tidak perlu saya. Kalau memang itu ada kesalahan di kami di Surabaya, saya mohon maaf. Tapi itu tidak benar kalau kami dengan sengaja mengusir, tidak ada itu,” ujar Risma, melansir suarasurabaya.net, Senin pekan ini.

Dia juga menyayangkan ada aksi di Manokwari sebagai bentuk balas dendam atas isu pengusiran mahasiswa asal Papua di Malang dan Surabaya. Ia juga menegaskan kalau tidak ada upaya pengusiran di asrama mahasiswa di Surabaya.

"Kalau ada anak Papua diusir di Surabaya, itu tidak betul. Kabag Humas saya dari Papua. Dia ada di bawah. Itu dari Papua. Dan beberapa camat dan pejabat di Surabaya juga dari Papua. Jadi pengusiran itu tidak betul," ujar dia

 


Harapan Gubernur Jatim demi Persaudaraan

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberikan keterangan kepada awak media usai menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (18/6/2019). Khofifah mengaku membahas sejumlah proyek infrastruktur dan transportasi di Jawa Timur. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama sejumlah warga Papua di Surabaya menyanyikan lagu-lagu daerah asal Papua. Hal itu dilakukan di sela cangkrukan pejabat Forkopimda setempat di kediaman Kapolda Jatim di Surabaya, Senin malam (19/8/2019).

"Semoga diskusi dalam cangkrukan ini menguatkan persaudaraan demi NKRI,” ujar Khofifah di sela kegiatan cangkrukan, seperti melansir Antara.

Khofifah menyanyikan dua lagu, masing-masing berjudul "Tanah Papua" dan "Aku Papua".

Khofifah yang didampingi Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak dan Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan tampak sangat hafal lirik-lirik kedua lagu tersebut.

Tepuk tangan meriah dari sejumlah undangan terus menggema dan kesempatan tersebut tak disia-siakan wartawan untuk mengabadikannya. Di sela kegiatan cangkrukan, tak hanya diisi kegiatan diskusi, tapi juga makan malam dengan suguhan kopi, kue serta beraneka macam buah-buahan.

 


Imbuan Cak Imin

Wakil Ketua MPR Muhaimin Iskandar didampingi Ketua F-PKB MPR Jazilul Fawaid dan Plt Ketua F-PKB DPR Cucun Syamsurizal memberi keterangan pers usai menghadiri Parlemen Santri Angkatan IV F-PKB MPR RI, Jakarta, Kamis (19/4). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Ketua Umum DPP Partai Keadilan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar ikut merasa prihatin ihwal kerusuhan yang terjadi di sejumlah wilayah Papua. Pria yang akrab disapa Cak Imin itu mengaku sedih dengan meletusnya kerusuhan tersebut.

"Sungguh kita sangat bersedih, prihatin dan ini menyadarkan kepada kita, berarti tingkat kebersamaan, maupun toleransi kita mulai menurun," kata Cak Imin di Hotel Westin Nusa Dua, Bali, Senin (19/8/2019).

Peristiwa itu menyiratkan hal esensial bagi bangsa ini, kata Cak Imin. "Persaudaraan, kekeluargaan kita agarak rawan atau mengalami ancaman," ujarnya. Ia menekankan agar nilai-nilai persaudaraan harus diperkuat kembali sebagai anak bangsa.

"Kita benar-benar harus perkuat kembali ikatan persaudaraan, kekeluargaan sesama warga bangsa. Dan tepat sekali, di Bali ini semua sama," katanya."Saya prihatin. Ayo kita segera merajut kembali persatuan dan persaudaraan kita. Semua bangun solidaritas kembali," ajak Cak Imin.

 


Pesan Mensos

Menteri Sosial Agus Gumiwang menyapa anak-anak saat mengunjungi dan menyaksikan sekaligus menutup Turnamen Asiana Cup IV di Jakarta, Minggu (14/10). Asiana Cup membina pesepak bola usia dini. (Liputan6.com/JohanTallo)

 

Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita meminta semua pihak, Polri-TNI dan seluruh elemen masyarakat membantu menjaga keamanan Indonesia demi NKRI.

"Kita harus sama-sama kedepankan kepentingan lebih besar. Selalu berpikiran dingin, kedepankan NKRI yang paling utama," kata Agus menanggapi kasus rusuh di Papua, Senin (19/8/2019).

Ditemui usai menghadiri pernikahan putra Ketua Ketua DPR Bambang Soesatyo di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Agus menyatakan, sesama umat manusia harus saling menghargai. Tidak memilih siapa dan darimana asalnya.

"Sama-sama kita menjaga ucapan kita, khususnya terhadap sesama anak bangsa dari mana mereka berada, dari mana mereka berasal, kita harus sling menghargai," katanya.

Dia memastikan kalau saat ini situasi di Papua sudah kembali kondisif. Agus mengapresiasi kinerja aparat dalam penanganan kerusuhan itu.

"Kami sangat mengapresiasi aparat kemananan, poisi dan lain sebagainya, secara cepat tanggap bisa meredam, sehingga tidak terjadi eskalasi di Papua, Alhamdulillah," pungkas Agus Gumiwang.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya