Liputan6.com, Indragiri Hilir - Seorang perwira polisi diserang preman kampung Parit I Desa Kotabaru Seberida, Kecamatan Keritang, Indragiri Hilir, Riau. Penyerang polisi bernama Hendri itu akhirnya tewas ditembak polisi setelah berulang kali diperingatkan menjatuhkan senjata tajam yang dibawanya.
Menurut Kapolres Indragiri Hilir Ajun Komisariat Christian Ronny SIK, polisi diserang preman kampung ini mengalami luka-luka sabetan badik di bagian tangan dan punggung.
Baca Juga
Advertisement
"Kanit Reskrim Polsek Keritang yang diserang, sudah dirawat di Puskesmas setempat. Mendapat jahitan karena luka penyerangan itu," kata Christian di Mako Brimob Polda Riau, Selasa siang, (20/8/2019).
Beberapa hari sebelum kejadian, sebut Christian, anggotanya di Polsek Keritang mendapat laporan dari warga terkait ulah Hendri. Dia disebut sering berbuat onar sehingga membuat masyarakat ketakutan.
Pada Senin tengah malam, 19 Agustus 2019, Kanit Reskrim bersama Kanit Intel serta beberapa personel di Polsek Keritang mendatangi kampung itu untuk menemui Hendri. Polisi berniat menangkap pelaku agar dibawa ke Mapolsek.
Sampai di kampung itu, polisi melihat Hendri dan mendekati. Dia langsung mengamuk dan mengeluarkan badik dari pinggangnya sebagai peringatan. Melihat itu, Kanit Reskrim memberi peringatan dengan tembakan ke udara.
Bukannya meletakkan badik, Hendri nekat mengayungkan badiknya hingga mengenai lengan dan punggung Kanit Reskrim. Anggota lainnya berusaha mengamankan pelaku hingga akhirnya ditembak di bagian kaki.
"Pelaku masih menyerang sehingga ditembak mengenai bagian pantatnya. Tindakan ini untuk melumpuhkan," ucap Christian.
Setelah tak berdaya, Hendri dibawa ke Puskesmas setempat untuk dirawat intensif. Namun nyawanya sudah tak tertolong lagi karena kehabisan darah.
"Saat kejadian, dia sendirian menyerang, sementara warga lainnya menjauh karena pelaku sering berbuat onar," jelas Christian.
Menurut Ronny, pelaku tidak ada hubungannya dengan teroris. Ronny menyatakan tindakan tegas dilakukan karena pelaku menyerang polisi dan membuat resah masyarakat.