Liputan6.com, Jakarta - Untuk memenuhi mobilitas sehari-hari di perkotaan, skutik entry-level bisa menjadi pilihan yang menarik. Harga jual ekonomis dipadu dengan kepraktisan, bahan bakar irit, dan juga desain menarik. Kali ini, kami menyajikan ulasan lengkap antardua skutik entry level dengan harga mirip, Honda Genio dan Yamaha Mio S. Siapa yang lebih unggul?
Performa
Urusan performa, wajar Genio kalah. Mio S dibekali mesin lebih besar, berkubikasi 125cc SOHC. Total tenaga yang bisa diproduksi sebesar 9,3 Tk/8.000rpm dan torsi puncak 9,6 Nm/5.500rpm. Namun sebetulnya, selisihnya tak begitu besar. Jantung pacu 110cc milik Genio masih sanggup melontarkan tenaga 8,84 Tk/7.500rpm dan torsi 9,3 Nm/5.500rpm. Perbedaan itu mestinya tak terasa signifikan.
Baca Juga
Advertisement
Kedua motor sudah dibekali indikator ECO. Alhasil, Anda bisa memantau langsung, seperti apa gaya berkendara selama di jalan. Tingkat konsumsi BBM pun terjaga. Menurut catatan pengujian OTO.com sebelumnya, Mio S menoreh angka 42kpl. Dengan gaya mengendara yang relevan di keseharian, alias tidak terpaku pada indikator ECO. Sementara Honda Genio, belum pernah diuji langsung. Tapi Honda mengklaim, setiap liter bensin bisa membuat motor berjalan sejauh 59,1km. Dengan catatan, fitur ISS terus menyala.
Desain
Desain memang soal selera. Tapi kami rasa Anda setuju tampilan Mio S sudah terlalu pasaran. Bentuknya masih begitu-begitu saja, mencerminkan skutik dengan harga pas-pasan. Rasanya tak perlu marah jika orang menyangka motor ini seangkatan dengan Vario jadul. Coba lihat Genio. Ia tampil sangat atraktif. Warisan desain Scoopy yang nyentrik dipahat lebih kotak dan sporty. Sekaligus ada imbuhan yang membuatnya tampak futuristik.
Pilihan kelirnya juga menarik. Varian CBS-ISS disajikan dengan warna Trendy Black, Trendy Black Red, Trendy White, Trendy White Blue, Trendy White Red dan Fabulous Matte Black. Sementara versi termurah, tersedia dalam kelir Smart Black, Smart Black Red, Smart Red, Smart Sliver dan terakhir Smart White Blue. Ya, total ada sebelas opsi. Plus plastik-plastik dan joknya ada pilihan warna coklat. Semakin cantik kan? Agak jomplang dengan Mio S yang hanya punya lima warna. Magnificient Cyan (Biru Muda- Hitam), Mysterious Red (Merah-Hitam), Mighty Black, Marvelous Blue (Biru Tua- Putih) dan Mesmerize Pink (Pink-Hitam). Jok dan ornamen plastik juga hanya disediakan warna hitam.
Advertisement
Rangka dan Pengendalian
Honda menyisipkan rangka terbaru berteknologi eSAF (enhanced Smart Architecture Frame), di dalam Genio. Bentangan besi pipih ini, menggantikan tulang pipa yang biasanya menjadi konstruksi utama skutik. Mereka mengklaim hasilnya lebih baik dalam pengendalian sekaligus ringan. Perlu diakui, memang karakter motor saat kami uji begitu enteng. Pun tangkas saat bermanuver di jalur zig-zag nan sempit. Bicara kenyamanan, rasanya tak berbeda jauh dengan saudaranya di kelas yang sama. Karena fork teleskopik dan suspensi tunggal di belakang, memiliki spesifikasi yang kurang lebih sama.
Secara dimensi, total panjangnya 1.860mm, lebar 629mm, dan tinggi 1.061mm. Jarak sumbu rodanya 1.256mm, yang artinya cukup ringkas. Dari situlah karakter tangkas didapat, ditambah bobotnya hanya 89kg(CBS) dan 90kg(CBS-ISS). Jarak jok ke tanah juga di angka yang sangat bisa ditolerir, 740mm. Postur tubuh apapun pasti mudah memijak tanah dengan baik.
Lantas Mio S, masih mengandalkan konstruksi pipa besi model underbone. Dikawinkan dengan garpu teleskopik di depan dan suspensi tunggal di belakang. Mirip-mirip Genio. Tapi total dimensinya lebih besar ketimbang Honda. Panjang Mio berada di angka 1.870mm, lebarnya 685mm, tinggi 1.060mm. Begitupun jarak sumbu roda sepanjang 1.260mm dan jarak jok ke aspal sedikit lebih tinggi, 750mm. Bobotnya sedikit lebih berat, 94kg. Maka itu, terjawab sudah, pasti lebih kompak dan praktis Genio untuk dibawa harian.
Fitur
Genio berbekal panel meter full digital. Desainnya keren, dibalut ring besi yang difinishing minimalis. Sayangnya, dimensi layar dan isinya ikut minimalis. Walaupun tersedia lingkaran besar, indikator digital hanyalah berupa persegi panjang berukuran kecil. Display warnanya juga monokrom, dengan sajian informasi terbatas. Speedometer, fuel gauge dan odometer saja. Sensor ECO, ISS dan beberapa hal fundamental ditempatkan pada bagian luar layar persegi. Yamaha tampil lebih konvensional lagi. Seluruh informasinya masih disajikan dalam panel meter analog. infromasinya juga terbatas, hanya berisikan penunjuk kecepatan, fuel meter, odometer dan sensor ECO beserta sensor fundamental lain.
Yang membuat Mio unggul, Yamaha memberikan fitur answer back system. Ya, remote kecil ini cukup sederhana namun sangat berguna. Saat memarkir di tengah-tengah lautan motor, Anda bisa mencarinya dengan mudah. Selain itu, ada juga lampu hazard untuk memberi tahu pengendara di belakang jika hal darurat terjadi. Berbeda lagi dengan perspektif Honda. Fitur canggih yang ditanamkan pada Genio adalah mode Idling Start/Stop System untuk menghemat bahan bakar, soket 12V di dalam bagasi dan sistem ACG (Alternating Current Generator). Sila pilih saja, mana yang cocok untuk Anda?
Mengenai ruang simpan, dua-duanya cukup menunjang. Dua laci di depan ada di kedua motor. Namun tentu saja, sebelah kiri yang cukup dalam dan muat untuk menyimpan botol minum. Sementara sebelah kanan, agak kecil dan terhalang kunci kontak. Bagasi keduanya juga tergolong luas. Cukup untuk membawa barang sehari-hari semacam jaket, jas hujan, tas atau sepatu. Namun dipastikan, helm tak bisa masuk ke sana.
Beranjak ke sektor pencahayaan, tak perlu khawatir. Baik Mio S maupun Genio sudah pakai lampu utama LED. Tapi, mereka berdua sepakat tidak mengadopsikannya di belakang. Begitupun pada lampu seinnya.
Advertisement
Kesimpulan
Untuk digunakan harian, Genio rasanya lebih relevan atas segala yang dimiliki. Mulai dari bobot, ketangkasan, dimensi dan fiturnya. Belum lagi desainnya lebih atraktif ketimbang Mio S. Walau begitu, harganya terbilang mahal. Banderolnya mulai dari Rp17,2-17,7 juta OTR Jakarta. Bandingkan saja dengan Mio S, yang notabene berada di kelas lebih tinggi, hanya dibanderol Rp 16,36 juta OTR Jakarta. Jika dilihat dari paradigma harga, pastilah skutik Yamaha satu ini bisa sombong. Plus performa mesinnya memang lebih baik dan fitur cukup menunjang. Jadi, sila sesuaikan dengan prioritas masing-masing.
Sumber: Oto.com