Roma - Liga Italia Serie A pernah begitu berjaya di industri sepak bola di Eropa. Nyaris seluruh pemain legendaris dunia pernah tampil di kompetisi sepak bola paling bergengsi di Italia itu. Namun, gelar primadona hanya tinggal kenangan seiring menurunnya kualitas dan operasional dari Serie A.
Serie A mengalami keterpurukan sejak masalah perjudian dan pengaturan skor menyeruak. Hal itu dibarengi dengan resesi di Italia yang membuat kondisi ekonomi klub-klub melemah.
Advertisement
Masalah Calciopoli pada 2006 menjadi awal mundurnya sepak bola Italia. Kasus tersebut melibatkan sejumlah klub top Italia pada saat itu, yaitu Juventus, AC Milan, Fiorentina, dan Lazio.
Juventus mendapat hukuman terberat setelah didegradasi ke Serie B. Era tersebut membuat persaingan di Serie A berubah.
Inter Milan mengambil alih dominasi Serie A dan menguasai liga tersebut selama lima musim. Namun, kematangan Juventus dalam menyiapkan masa depan membuat klub Italia lainnya tak mampu mengejarnya.
Perlahan tetapi pasti, Juventus menyiapkan strategi yang krusial dalam menghadapi perubahan di sepak bola Italia. Mereka menjadi klub papan atas Italia pertama yang memiliki stadion sendiri.
Hal itu sangat berpengaruh untuk pesatnya kemajuan Juventus. La Vecchia Signora terbukti melenggang sendirian di pentas Serie A dan Eropa.
Sejauh ini, Juventus menjadi satu-satunya klub Italia yang konsisten dalam meraih prestasi, dan satu-satunya klub Italia yang mampu bersaing dengan klub top Eropa lainnya.
Setidaknya, Italia masih bisa menjaga gengsinya di hadapan klub-klub Eropa lainnya. Juventus berperan sebagai muka Italia dan Serie A yang pernah dikenal sebagai liganya para pemain bintang.
Era Kebangkitan Serie A
Memasuki musim 2019-20, Serie A semakin berkomitmen untuk mengubah wajahnya dan lebih berperan di dunia global. Hal itu diharapkan dapat kembali membangkitkan citra Serie A.
Sayangnya, dinasti sepak bola di Italia sudah mulai berguguran dan digantikan oleh investor asing. Namun, sisi itu membuat Italia mulai kembali dipandang secara global.
Inter Milan yang identik dengan Massimo Moratti sudah menanggalkan identitas tersebut ketika klub diakuisisi pengusaha Indonesia, Erick Thohir, dan kini dimiliki pengusaha asal China yang berasal dari Suning Group.
Hal yang sama juga dilakukan oleh AC Milan. Silvio Berlusconi telah mundur dan sempat digantikan oleh pengusaha asal China, Li Yonghong, sampai akhirnya diketahui kalau investasi tersebut bermasalah.
Namun, dua klub Milan tersebut melakukan langkah yang progresif untuk bisa mempertahankan eksistensi mereka di Italia dan secara global.
Rencana untuk membangun stadion, bisa menjadi awal bagi Inter Milan dan AC Milan untuk memiliki finansial yang sehat, sehingga bisa kembali bersaing di papan atas Eropa.
Advertisement
Musim 2019-20
Serie A memasuki musim 2019-20. Sejauh ini, Juventus masih menjadi favorit juara.
Delapan gelar Serie A secara beruntun menjadi bukti kalau Juventus adalah satu-satunya klub di Serie A yang mampu menjaga eksistensi dan konsistensi. Hanya Juventus yang masih memiliki daya tarik dari para pemain kelas dunia.
Hal itu terbukti dari keberhasilan mereka menggaet Cristiano Ronaldo dari Real Madrid pada 2018. Juventus menunjukkan kalau mereka memiliki ambisi untuk melebarkan sayap dan bersaing di level Eropa.
Pada musim mendatang, Juventus memiliki rival yang cukup berat. Hal itu dikarenakan kebangkitan dari Inter Milan yang melakukan transfer kunci.
Kehadiran Antonio Conte dan keberhasilan menggaet Romelu Lukaku membuat Inter Milan muncul sebagai pesaing utama Juventus. Hal itu membuat Bianconeri wajib waspada.
Secara garis besar, akan ada tiga klub yang bersaing untuk memperebutkan Scudetto. Klub tersebut adalah Juventus, Inter Milan dan Napoli.
Perbedaan tipis bisa menjadi kunci pembeda yang paling menonjol dalam persaingan tersebut. Karena itu, Juventus, Inter Milan, dan Napoli harus bisa fokus sejak pekan pertama.
AC Milan akan menjadi kuda hitam dalam persaingan bersama AS Roma dan Lazio. Rossoneri masih harus melampaui jalan yang cukup terjal untuk bisa bersaing memperebutkan Scudetto.
Namun setidaknya, AC Milan memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan siap fokus untuk bersaing dan kembali ke Liga Champions pada musim berikutnya.
Faktor non teknis tersebut akan membuat persaingan di Serie A semakin panas, karena itu, bersiaplah menyambut Serie A!