Liputan6.com, Jakarta - Era kendaraan ramah lingkungan, seperti mobil listrik, hybrid, plug-in hybrid, dan energi terbarukan bakal berkembang lebih masif dalam beberapa waktu ke depan. Bahkan, hal tersebut sudah didukung dengan payung hukum, yang berbentuk Peraturan Presiden (Perpres) yang sudah ditandatangani Presiden Joko Widodo, dan Peraturan Pemerintah (PP) yang bakal keluar dalam waktu dekat.
Berbagai lini industri sudah bersiap menyambut pasar mobil beremisi rendah ini, dan tidak terkecuali bisnis asuransi, seperti Adira Insurance.
Baca Juga
Advertisement
Dijelaskan Wayan Pariama, Chief Marketing Officer Adira Insurance, ada beberapa nasabah dari pengguna produk Autocillin ini yang memang telah menggunakan mobil listrik. Bahkan, pihaknya sudah ditanya terkait klaim dan biaya asuransi untuk mobil listrik.
"Jadi, kami ada diskusi di internal, dan orang teknik kami bilang secara mekanikal mobil listrik ini lebih simple. Kemudian, mobil listrik ini secara material banyak yang lebih mahal, karena berusaha dibikin lebih ringan. Jadi, tidak semua bengkel kami bisa," jelas Wayan di sela-sela coffee break bersama media, di Jakarta Pusat, Selasa (20/8/2019).
Lanjutnya, dari hasil survei tersebut, memang ada bengkel authorized sudah menyiapkan untuk memperbaiki mobil listrik. "Pertama, bagaimana mengerjakan panelnya. Kemudian, bagaimana elektrikalnya seperti apa, dan pengalaman di grup-nya sudah pernah mengerjakan mobil listrik. Itulah dasarnya kami sudah siapkan untuk mobil listrik," tegasnya.
Sementara itu, untuk nasabah Adira Insurance yang sudah menggunakan mobil listrik ini, memang datang dari perusahaan. Sehingga, bukan satu atau dua mobil listrik saja yang dipakai, tapi dalam beberapa jumlah yang besar dan akan terus bertambah.
"Sebenarnya nanti bakal kita umumkan, tapi soft launching untuk mobil listrik sudah kita lakukan. Pengoperasian bengkel mobil listrik tahun ini," tambahnya.
Biaya perbaikan mobil listrik
Berbicara soal biaya perbaikan mobil listrik, pastinya akan lebih mahal dibanding mobil konvensional. Pasalnya, dengan populasi kendaraan listrik yang masih sedikit, pastinya untuk sparepart atau komponen yang akan diganti harus didatangkan secara impor.
"Kalau melihat industri yang sejenis di regional atau internasional, biaya perbaikan mobil listrik ini lebih mahal 20 sampai 25 persen. Karena ongkos impor tadi, dan keahlian yang dibutuhkan untuk memperbaiki pasti bukan mekanik biasa, pasti mekanis yang sudah senior," pungkasnya.
Advertisement