Berkunjung ke Jakbook, Surga Pencinta Buku Murah yang Sedang Viral

Meski fasilitas di Jakbook memadai, para pencari buku masih juga kebingungan.

oleh Asnida Riani diperbarui 21 Agu 2019, 08:03 WIB
Jakbook, pusat buku di Pasar Kenari Jakarta. (Liputan6.com/Novi Thedora)

Liputan6.com, Jakarta - Pasar Kenari kini tak lagi hanya berisi puluhan pedagang toko elektronik. Pusat dagangan yang berada di Jakarta Pusat tersebut sejak beberapa bulan terakhir juga menjajakan buku-buku, baik lokal maupun impor. Tempat ini belakangan jadi viral di media sosial.

Sentra pedagang buku Jakarta yang dinamai Jakbook ini baru diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, pada 29 April 2019. Kios-kios buku yang awalnya berjualan di Pasar Kwitang dan Pasar Senen dipindahkan ke sini.

Kesan kumuh yang dirasakan saat Liputan6.com menjejakkan kaki pertama kali di Pasar Kenari langsung berubah seketika saat tiba di lantai 3, pada Selasa, 20 Agustus 2019. Sentra buku ini beralaskan keramik dengan tembok yang dicat warna putih. Pendingin ruangan juga terpasang di langit-langit bangunan. Tak hanya itu, kondisi toko buku ini juga selalu bersih karena ada petugas kebersihan yang senantiasa mengepel lantai tersebut.

Berbagai jenis buku dapat Anda temukan pada sentra buku ini, mulai dari buku pelajaran, sejarah, agama hingga novel impor yang dijual dengan harga miring. Rentang harga buku-buku yang dijual juga bervariasi, tetapi masih ramah di kantong.

Iin Puspita Anggraeni, salah satu pemilik kios yang menjual buku pelajaran dan agama, mengaku menjual buku dengan rentang harga mulai dari Rp7 ribu hingga Rp100 ribu.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Masih Sepi Pengunjung

Kios di Jakbook. (Liputan6.com/Novi Thedora)

Meskipun dijual dengan harga murah, Iin tak menampik bahwa kiosnya di sini masih lebih sepi dibandingkan dengan kiosnya di Pasar Senen. Hal ini dikarenakan lokasi yang masih belum diketahui banyak orang dan minat baca masyarakat yang menurun.

"Sekarang kan ada internet, jadi anak-anak baca juga dari internet. Sekarang, tahun ajaran baru aja sepi, biasanya rame," kata Iin kepada Liputan6.com.

Meski demikian, para penjual cukup puas dengan fasilitas yang disediakan serta harga sewa kios yang ditawarkan. Kios yang diberikan kurang lebih berukuran 2x2 meter persegi. Harga sewa kios sementara masih digratiskan. Ia hanya perlu membayar pajak bangunan per meter.

"Kalau fasilitas paling enak deh, paling bagus. Dibanding sama Senen, jauh (fasilitasnya)," ujar Iin.

Selain fasilitas kepada penjual, fasilitas yang diberikan ke pengunjung juga sudah cukup baik. Terdapat minimarket, mesin ATK, toko yang menjual ATK hingga coffee corner yang menyediakan kopi dari seluruh Indonesia.


Pengunjung Kebingungan

Coffee corner di Jakbook. (dok. liputan6.com/Novi Thedora)

Pengunjung juga dimanjakan dengan adanya spot khusus untuk bersantai dan membaca dengan beralaskan rumput artifisial. Tak hanya itu, terdapat satu meja panjang dan kursi-kursi untuk membaca yang terletak di depan kios.

Sayangnya, tata letak dari kios-kios tersebut masih belum jelas. Tidak ada nama toko atau denah yang dapat membantu kita untuk menemukan buku yang ingin dicari. Hal ini tentunya membuat sedikit kebingungan bagi pengunjung, salah satunya Ihsan.

"Menurut saya sih koleksi bukunya cukup lengkap, cuma lebih bagusnya ada katalog untuk mempermudah jika ingin mencari buku tertentu dan di kios yang mana," ujar Ihsan, salah seorang pengunjung yang sudah tiga kali ke Jakbook.

Ihsan menambahkan, ruang baca juga masih kurang memadai, sehingga dia harus membaca di coffee corner yang menurutnya kurang efektif karena banyak pengunjung yang singgah di sana.

Terdapat 65 kios yang ditujukan sebagai toko buku. Namun saat dikunjungi, ada beberapa kios yang tidak beroperasi. Pusat toko buku Jakbook ini beroperasi setiap hari. Umumnya, para penjual akan buka pada pukul 10.00 WIB hingga 19.00 WIB. (Novi Thedora)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya