Korlap Aksi Ormas Surabaya Minta Maaf Terkait Insiden di Asrama Mahasiswa Papua

Koordinator lapangan aksi organisasi masyarakat (ormas) Surabaya di asrama mahasiswa Papua, Tri Susanti menuturkan, kalau pihaknya ingin bendera merah putih berkibar di asrama Mahasiswa Papua.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Agu 2019, 20:35 WIB
Patung Suro lan Boyo ikon Kota Surabaya karya Sigit Margono. (Dipta Wahyu/Jawa Pos)

Liputan6.com, Jakarta - Koordinator lapangan aksi organisasi masyarakat (ormas) Surabaya di asrama mahasiswa Papua, Tri Susanti menyampaikan permohonan maaf mengenai ada salah satu oknum yang mengucapkan kalimat rasis.

"Kami atas nama masyarakat Surabaya dan dari  rekan-rekan ormas menyampaikan permohonan maaf apabila ada masyarakat atau pihak lain yang sempat meneriakkan itu," ujar Tri Susanti di Mapolda Jawa Timur, di Surabaya, Selasa (20/8/2019).

Susi menuturkan, dirinya dan ormas lain mendatangi asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan Nomor 10, Surabaya hanya untuk membela Merah Putih yang isunya dirusak hingga dibuang.

"Kami hanya ingin menegakkan bendera merah putih di sebuah asrama yang selama ini mereka menolak memasang. Jadi ini bukan agenda yang pertama kali," ujar Tri seperti melansir Antara.

Selain itu, Susi menampik jika pihaknya dianggap mengusir terhadap  mahasiswa Papua. Ia menilai, hanya ingin bendera merah putih dapat berkibar di AMP.

"Kalau dibilang bahwa masyarakat Surabaya terjadi bentrok atau ada teriakan rasis, itu sama sekali tidak ada. Jadi kahanya selama bendera merah putih berkibar dan tujuan kami hanya itu dan kami mohon juga pada rekan-rekan bawa ormas dan masyarakat Surabaya hanya untuk merah putih," ujar dia.

Tri Susanti dan ormas lainnya di Surabaya berharap atas kejadian ini keadaan di Papua tetap kondusif dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Sebelumnya Kepolisian Daerah Jawa Timur meminta organisasi kepemudaan (OKP) dan organisasi masyarakat serta tokoh masyarakat yang ada di Surabaya menjaga keamanan di wilayah itu saat menggelar pertemuan di Mapolda setempat.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol, Frans Barung Mangera menuturkan, dalam pertemuan itu, Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan mengajak semua pihak menjaga kondusifitas untuk menghindari kejadian seperti di asrama Papua.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Kapolda Jatim Ajak Ormas Saling Jaga Kerukunan di Surabaya

Kapolda Jatim, Irjen Pol Luki Hermawan menggelar pertemuan dengan organisasi pemuda dan organisasi masyarakat serta tokoh masyarakat yang ada di wilayah Surabaya dan sekitarnya. (Foto:Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sebelumnya, usai gejolak mahasiswa asal Papua di Surabaya dan Malang, Kapolda Jatim, Irjen Pol Luki Hermawan menggelar pertemuan dengan organisasi pemuda dan organisasi masyarakat (ormas).

Selain itu juga bertemu dengan tokoh masyarakat yang ada di Surabaya dan sekitarnya, di Mapolda Jatim, Selasa, 20 Agustus 2019.

"Kami mengajak kepada para organisasi pemuda dan masyarakat serta tokoh agama yang ada di wilayah Surabaya agar bersama sama bergandengan tangan dengan polri guna bersama sama menjaga kerukunan serta stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat khususnya di wilayah Surabaya," tutur  Luki.

Kapolda Jawa Timur (Jatim), Irjen Pol Luki Hermawan menggelar cangkrukan bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan Ikatan Keluarga Besar Papua Surabaya (IKBPS) di rumah dinas Kapolda Jatim, Jalan Bengawan Surabaya, Senin, 19 Agustus 2019.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa didampingi Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak yang turut hadir dalam acara tersebut menyampaikan, sebetulnya cangkrukan ini sudah bagian dari meluaskan komunikasi dengan mahasiswa Papua di Jawa Timur.

"Gubernur Papua, Lukas Enembe saat saya telepon menyampaikan akan ada rencana menggelar pertemuan yang sama dengan mahasiswa Papua yang ada di Jawa Timur," tutur Khofifah.

Khofifah menuturkan, pihaknya saling mendiskusikan mana yang mungkin bisa kita jalin, bergandengan tangan, semua kita ajak bersama.

"Kita juga saling membangun dan memunculkan understanding. Ini penting supaya kalau ada sesuatu yang meragukan kebenarannya, maka harus ada klarifikasi dan verifikasi. Muncul understanding ini bisa dibangun kalau kita saling ketemu," kata dia.

Khofifah menuturkan, setelah saling mengerti akan muncul kepercayaan. Saling percaya, tidak mudah untuk terpancing. Kemudian muncul saling menghormati satu sama lain.

"Jadi bangunan untuk saling memahami, percaya dan menghormati itu saling terkait. Jadi persaudaraan yang sejati memang harus dibangun di atas ke salingan itu. Saling memahami, mempercayai dan menghormati," ujar dia.

Sementara itu, Ketua Ikatan Keluarga Besar Papua Surabaya (IKBPS) Pieter F Rumaseb mengapresiasi kepada Forkopimda Jatim karena telah berusaha membangun situasi yang kondusif.

"Saya atas nama IKBPS menitipkan saudara kita semua pada bapak dan ibu, kami ingin beraktivitas, bekerja, berkuliah dengan damai," ujar dia.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya