Liputan6.com, Jakarta - Ketua Pengurus Besar Nadhatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf atau akrab disapa Gus Ipul menuturkan, insiden Papua merupakan bentuk kesalahpahaman antaranak bangsa yang tidak perlu diperpanjang lagi. Kesalahpahaman itu harus segera disudahi sehingga persatuan bangsa tetap terjaga.
"Terus terang saya prihatin ada kesalahpahaman yang membuat situasi tidak kondusif. Kejadian semacam ini harus disegera disudahi. Mari bersama tetap menjaga tali persaudaraan antarsesama anak bangsa dan memelihara persatuan," ujar dia, Selasa (20/8/2019).
Ia juga mengapresiasi upaya kepala daerah cepat mengambil inisiatif untuk meredakan gejolak di Papua.
"Kami bersyukur karena pejabat daerah dan tokoh masyarakat cepat bertindak dan mengambil langkah konstruktif dalam rangka menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," tutur dia, seperti melansir Antara.
Baca Juga
Advertisement
Tak lama setelah terjadi peristiwa kerusuhan di Manokwari, Papua Barat, sejumlah kepala daerah langsung secara tulus meminta maaf, antara lain Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, dan Wali Kota Malang Sutiaji.
Selain permintaan maaf para kepala daerah, imbauan dari Gubernur Papua agar masyarakat tetap tenang telah mempercepat meredakan gejolak yang timbul akibat insiden antara warga dan Mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang.
Aparat keamanan juga dinilai cukup cepat dalam melokalisasi kericuhan sehingga aksi massa tidak sampai menimbulkan kerusakan lebih jauh lagi.
Terkait insiden kesalahpahaman antara mahasiswa Papua dan masyarakat di Surabaya dan Malang, Wakil Gubernur Jawa Timur 2009-2019 itu juga berharap aparat keamanan segera mengusutnya hingga tuntas.
Gus Ipul juga meminta semua pihak bisa menahan diri dan menyerahkan sepenuhnya kasus ini pada aparat penegak hukum.
"Saya mengajak agar semua pihak menahan diri dan menyerahkan sepenuhnya pada penegak hukum. Yang salah diproses sehingga tidak terjadi lagi insiden seperti ini," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
PCNU Surabaya Tekankan Keutuhan NKRI
Pengurus Cabang Nadhatul Ulama Kota Surabaya dalam penanganan insiden di Asrama Mahasiswa Papua (AMP) di Jalan Kalasan, Surabaya pada 16 dan 17 Agustus 2019 harus menekankan dan mengutamakan persatuan dan keutuhan NKRI.
"Kita harus menyikapinya dengan bijak dan mengutamakan persatuan dan keutuhan NKRI,” ujar Ketua Pengurus Cabang Nadhatul Ulama (PCNU) Surabaya, Achmad Muhibbin Zuhri.
Ia menuturkan, untuk saat ini yang diperlukan adalah semua pihak bisa menahan diri dan tidak terprovokasi untuk melakukan tindakan-tindakan atau ungkapan yang mengarah kepada perpecahan bangsa.
"Orang Papua, juga kelompok atau suku-suku lain yang berkomitmen hidup bersama dan membangun bersama Indonesia, adalah saudara sebangsa dan se-tanah air,” ujar dia.
Adapun terhadap gerakan separatis, ia menuturkan, semua pihak termasuk umumnya warga Papua, yakin sama-sama menentang dan mempercayakan penindakannya secara adil dalam koridor hukum oleh alat negara yang berwenang.
"Kita menghindari generalisasi atau bangunan opini yang menyudutkan suatu suku bangsa, ras, dan agama tertentu. Kita wujudkan bersama rasa aman, tenteram, dan perasaan kebangsaan yang sama,” ujar dia.
Advertisement