Ini Pesan Menpora di Rakornas Pemuda Tani HKTI

Menpora Imam Nahrawi menjadi pembicara pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Dewan Pimpinan Nasional Pemuda Tani Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).

oleh Gilar Ramdhani pada 20 Agu 2019, 23:58 WIB
Menpora Imam Nahrawi membuka sekaligus menjadi pembicara pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Dewan Pimpinan Nasional Pemuda Tani Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di Denpasar, Bali.
Liputan6.com, Denpasar Menpora Imam Nahrawi menjadi pembicara pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Dewan Pimpinan Nasional Pemuda Tani Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) yang mengusung tema “SDM Petani Unggul, Indonesia Maju" di Ball Room Quess San Hotel Denpasar, Bali, Selasa (20/8) siang.  
 
Mengawali sambutanya, Menpora mengatakan senang bisa hadir untuk kesekian kalinya di Rakornas Pemuda Tani HKTI.
 
"Tentu saya bergembira bisa hadir untuk kesekian kalinya di Rakornas  Pemuda Tani HKTI. Hari ini kita berkumpul untuk membicarakan masa depan pertanian kita sebagai tiang penyangga dari kesejahteraan dan kebangkitan ekonomi masyarakat," ujarnya. 
 
Lebih lanjut, Menpora mengatakan saat ini Indonesia menghadapi tantangan serius di bidang pertanian. 
 
"Terus terang, sekarang ini kita sedang menghadapi suatu tantangan yang cukup serius. Lahan-lahan pertanian kita semakin hari semakin banyak dilirik untuk dialihfungsikan. Karenanya, para Pemuda Tani HKTI harus mampu mengimbangi dan merespon sekaligus menjadi pemeran utama untuk menjadi bagian membangun masa depan pertanian Indonesia," tambahnya. 
 
Ia pun berharap melalui Rakornas ini Pemuda Tani HKTI mampu menghasilkan berbagai produk kerja, ide-ide segar, untuk menjadikan Pemuda Tani HKTI sebagai salah satu organisasi yang dapat memberikan solusi. Pemuda Tani HKTI dapat mengajak generasi muda di seluruh tanah air untuk menjadi solusi memperjuangkan petani, agar petani Indonesia semakin kaya dan makmur.
 
Dalam Rakornas ini Pemuda Tani HKTI merekomendasikan tiga hal. Pertama, kaum petani harus mengelola tanah yang lebih luas untuk meningkatkan produksi pertanian yang mencukupi kebutuhan nasional. Semakin menyempitnya tanah pertanian akan membuat produksi semakin menurun dan tekad pemerintah untuk reformasi agraria harus diwujudkan dalam periode kedua ini. 
 
Kedua, petani Indonesia harus pandai dalam inovasi. Inilah perlunya dukungan untuk membangun industri pertanian dalam skala lokal.
 
Ketiga, petani harus menyatu dengan dunia usaha agar tidak menjadi sektor yang marginal. 
 
 
 
(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya