Liputan6.com, Rio de Janeiro - Seorang pria menyandera puluhan orang di sebuah bus di Brasil. Ia lalu mengancam akan membakar kendaraan itu.
"Pria itu menuangkan bensin ke bus," kata Polisi Jalan Raya Federal di Rio de Janeiro seperti dikutip dari The Independent, Rabu (21/8/2019).
Advertisement
Negosiasi dengan pria bersenjata itu berakhir dengan dia meninggalkan bus yang dikelilingi oleh polisi, menurut gambar yang disiarkan di televisi Brasil. Ia kemudian ditembak mati oleh penembak jitu.
Insiden itu dimulai di jembatan yang sibuk yang menghubungkan Rio dengan pinggiran Kota Sao Goncalo pada Selasa 20 Agustus sekitar pukul 05.30 pagi waktu setempat.
Pasukan polisi elit Rio yang dikenal sebagai BOPE bertanggung jawab atas negosiasi. Seorang penembak jitu ditempatkan di dekatnya.
Lalu lintas diblokir di kedua arah di jembatan tersebut, mengakibatkan ratusan kendaraan mengantre.
Sao Goncalo adalah pinggiran kota yang ganas dan miskin yang dipisahkan oleh Rio oleh Guanabara Bay.
Sempat Bebaskan 6 Sandera
CNN melaporkan, penyandera, yang mengidentifikasi dirinya sebagai polisi militer. Kendati demikian hal tersebut belum dikonfirmasi.
The Independent menyebut, pihak berwenang mengatakan pria itu tidak mengajukan tuntutan khusus dan sepertinya memiliki "masalah psikologis".
Menurut kantor berita negara Agencia Brasil, ia membajak kendaraan di jembatan Rio-Niteroi. Persimpangan yang panjangnya sekitar sembilan mil, menghubungkan Kota Rio de Janeiro dan Niteroi.
"Situasi penyanderaan di jembatan Rio-Niteroi telah berakhir," demikian menurut sebuah pernyataan dari polisi militer.
"Penyandera telah dilumpuhkan oleh penembak jitu dari pasukan elit dan semua sandera dibebaskan."
Polisi menambahkan bahwa semua sandera tidak terluka.
Pria bersenjata itu sebelumnya membebaskan enam sandera, kata afiliasi CNN, Record TV.
Advertisement
Drama Penyanderaan Bus Selama 4 Jam
The Guardian memberitakan bahwa drama penyanderaan di bus Brasil itu berlangsung sekitar empat jam.
Pria itu berjalan keluar dari bus, melemparkan ransel ke arah polisi dan kemudian terlihat jatuh ke tanah ketika ia mencoba masuk kembali ke kendaraan, demikian menurut gambar yang beredar di televisi lokal.
Petugas kepolisian mengatakan dia ditembak oleh penembak jitu polisi. Mereka tidak memberikan informasi lain tentang dia. Semua sandera muncul dari bus tanpa terluka.
"Selamat kepada polisi Rio de Janeiro atas tindakan sukses yang mengakhiri pembajakan bus di Jembatan Rio-Niteroi pagi ini," tulis Presiden Jair Bolsonaro, di Twitter pada hari Selasa.
"Penjahat itu dinetralkan dan tidak ada sandera terluka. Hari ini, tidak ada anggota keluarga dari orang yang tidak bersalah yang menanggung akibatnya."
Pakai Senjata Plastik?
Media lokal melaporkan pembajak tak dikenal itu dipersenjatai dengan pistol plastik. Kendati demikian hal itu belum mendapat konfirmasi resmi.
Hans Moreno, seorang penumpang di bus, memberi tahu GloboNews bahwa pria itu memiliki pistol dan pisau, dan tidak pernah menjelaskan kepada penumpang alasannya membajak.
Ketika pembajakan berakhir, Gubernur Rio, Wilson Witzel, tiba dengan helikopter dan menyeberangi jembatan untuk memeluk polisi yang terlibat dalam operasi.
Witzel, sekutu dekat Bolsonaro yang juga menjabat pada Januari, mengatakan polisi harus membunuh siapa pun yang membawa senapan, dan telah memerintahkan penembak jitu untuk menembaki tersangka dari helikopter.
Advertisement