Liputan6.com, Jakarta PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (Wika) menjadi salah satu BUMN yang menyepakati investasi dengan beberapa negara di Afrika dalam Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue (IAID) di Nusa Dua, Bali.
Dalam acara ini, Direktur Utama Wika Tumiyana menjadi salah satu narasumber kunci dalam sebuah diskusi bersama Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi dan direksi BUMN lainnya.
Tumiyana meyakini bahwa potensi pengembangan infrastruktur tidak hanya berasal dari dalam negeri, akan tetapi juga datang dari proyek-proyek konstruksi luar negeri, dalam hal ini Afrika.
“Bagi kami pasar luar negeri adalah potensi yang harus diimplementasi. Masuknya Wika di pasar infrastruktur Afrika sesuai dengan strategi bisnis Wika yang menyasar negara-negara berkembang yang sedang gencar melakukan pembangunan infrastruktur,” ujar Tumiyana dalam keterangannya, Rabu (21/8/2019).
Baca Juga
Advertisement
Untuk pembiayaan, Wika dalam hal ini bekerja sama dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Indonesia Eximbank. Dukungan pembiayaan tersebut merupakan bentuk kerja sama yang paling tepat dalam memasuki pasar Afrika.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tantangan Perluasan Investasi
Tumiyana menambahkan, tantangan selanutnya adalah bagaimana sinergi yang telah terjalin baik dengan Indonesia Eximbank selama ini dapat terus meningkat dengan semakin besarnya kemampuan Indonesia Eximbank untuk me-leverage kapasitas pembiayaan infrastruktur yang trennya semakin naik.
“Bilamana itu dapat dilakukan, maka akan semakin meningkatkan peluang untuk membuka pasar lebih luas lagi bagi Wika dan perusahaan Indonesia lainnya dalam ekspansi banyak negara, khususnya di Afrika” pungkas Tumiyana.
Framework Agreement pada pelaksanaan IAID 2019 ini, Wika terbilang agresif memanfaatkan peluang pembangunan infrastruktur pada negara-negara berkembang di Afrika.
Advertisement
Catat Kesepakatan Bisnis USD 356 Juta
Bekerjasama dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Indonesia Eximbank, Perseroan mencatatkan kesepakatan bisnis sebesar USD 356 juta. Penandatangan kerjasama tersebut disaksikan langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo.
Fasilitas Buyer's Credit, antara lain akan digunakan untuk proyek pembangunan pelabuhan terminal liquid (bulk liquid terminal) di Zanzibar-Tanzania sebesar USD 40 juta.
Kemudian untuk pembangunan kawasan bisnis terpadu (mixed used complex-Goree Tower) di Senegal sebesar USD 250 juta dan untuk pembangunan rumah susun (social housing) di Pantai Gading, sebesar USD 66 juta.