Benarkah Patah Hati Bisa Memicu Kanker?

Hasil penelitian menunjukkan, satu dari enam orang patah hati ternyata terdiagnosis kanker.

oleh Henry Hens diperbarui 25 Agu 2019, 03:02 WIB
Move on dari sebuah hubungan yang telah terjalin sekian lama dapat menjadi sebuah proses yang rumit. Ketahui 5 fasenya. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Mengalami putus cinta atau patah hati saat menjalin hubungan adalah hal lumrah. Lalu, apa hubungannya dengan penyakit kanker?

Hasil penelitian terbaru menyatakan, kanker ternyata rentan terjadi pada orang yang patah hati. Perasaan stres karena situasi penuh tekanan terkadang menimbulkan rasa nyeri di dada setelah ditinggal atau berpisah dengan sang kekasih.

Hal itu bisa mempengaruhi kinerja jantung. Otot jantung menjadi lemah dan sulit memompa darah ke seluruh tubuh. Kalau gejala yang disebut dengan istilah sindrom Takotsubo itu tidak segera ditangani, bisa fatal akibatnya.

Dilansir dari CNN, 15 Agustus 2019, sebuah riset yang diadakan American Heart Association menyatakan, sindrom patah hati rentan menimbulkan kanker.

Hasil penelitian yang dipublikasikan pada 17 Juli 2019 itu, menunjukkan satu dari enam orang patah hati ternyata terdiagnosa kanker. Orang patah hati yang terdiagnosa kanker itu memiliki kesempatan hidup tidak lebih dari lima tahun dibanding pengidap kanker yang tidak patah hati.

Meski begitu, peneliti American Heart Association mengatakan hubungan antara sindrom patah hati dengan kanker masih dalam tahap penelitian lebih lanjut. Mereka sampai saat ini terus meneliti secara spesifik soal hubungan antara kanker dan sindrom patah hati

"Mekanisme antara tingkatan kanker, perawatan, serta perkembangan sindrom patah hati harus terus diteliti. Penemuan kami bisa menjadi landasan buat mendalami potensi dari efek racun pada jantung setelah kemoterapi," terang Christian Templin, peneliti senior sekaligus direktur Interventional Cardiology of the Andreas Grüntzig Heart Catheterization Laboratories di Swiss.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Kanker Payudara Masih Jadi Momok

Ilustraasi foto Liputan 6

Riset tersebut diawali dengan mengumpulkan 1.604 data pasien dengan sindrom patah hati di International Takotsubo Registry, Swiss.

Hasilnya, 267 pasien atau satu dari enam pasien perempuan dengan rentang usia rata-rata 69,5 tahun atau sekitar 87,6 persen responden mengidap kanker. Kanker payudara masih jadi momok paling utama, diikuti tumor usus, paru-paru, alat kelamin, kulit, dan area lain.

Namun, para peneliti belum menemukan penyebab penyakit kanker pada para pasien tersebut secara langsung. Mereka hanya menemukan kemungkinan ada hubungan di antara sindrom patah hati dan kanker.

Bagi mereka yang mengalami sindrom patah hati, tak perlu panik menanggapi hasil riset tersebut  Hasil penelitian American Heart Association ini masih akan diuji lagi. Mereka menganjurkan, orang dengan sindrom patah hati terdiagnosis kanker melakukan pemeriksaan lebih lanjut tentang penyakit mereka.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya