Liputan6.com, Jeddah - Total sebanyak 110 ribu jemaah haji gelombang dua akan digeser dari Makkah ke Madinah secara perlahan. Jemaah tersebut berasal dari 300 kelompok terbang (kloter).
Hari ini, jemaah haji Indonesia gelombang dua dari Makkah mulai diberangkatkan ke Madinah. Tahap awal, 18 kloter tiba pertama di Madinah.
Advertisement
Jemaah haji diberangkatkan dari Makkah ke Madinah sejak Rabu (21/8/2019), mulai pukul 07.00 Waktu Arab Saudi (WAS). Prediksinya jemaah sampai di Madinah pukul 13.00 WAS. Adapun kedatangan berakhir pada pukul 23.00 WAS.
"Karena memang pergerakan terakhir jemaah dari Makkah ke Madinah sama halnya dengan Madinah ke Makkah dibatasi (pemberangkatan) hanya sampai pukul 18.00, setelah lewat jam 18 tidak diperkenankan ada pergerakan jemaah," kata Kepala Daerah Kerja Madinah Akhmad Jauhari.
Seperti jemaah haji gelombang satu, jemaah haji gelombang dua akan tinggal di Madinah selama 8,5 hari sebelum akhirnya kembali ke tanah air pada 30 Agustus.
"Dengan perhitungan 6 jam perjalanan dari Makkah ke Madinah ditambah alokasi 40 waktu solat (Arbain) ditambah 6 jam perjalanan dari hotel hingga take off (kembali ke tanah air). total sekitar 8,5 hari," jelasnya.
Sebanyak 18 kloter dari Madinah tersebut akan menempati hotel di lima wilayah sektor. Ada penambahan hotel untuk jemaah haji gelombang kedua, namun jumlahnya tidak banyak.
"Ada lima hotel yang tidak dipakai pada gelombang 1, lima hotel ini statusnya bukan full musim, tapi blocking time. Tidak terlalu bermasalah, lima hotel ini penempatannya juga tidak dalam satu waktu, tapi berbeda tanggal sesuai jadwal kedatangan jemaah," dia menandaskan.
Malaysia Puji Kemampuan Indonesia Atur Jemaah Haji
Malaysia mengapresiasi penyelenggaraan ibadah haji oleh pemerintah Indonesia yang dinilai berjalan sangat baik. Pengaturan baik mampu dilakukan Indonesia meski memiliki jumlah jemaah haji terbanyak di dunia.
Ini diungkapkan Ketua Rombongan Haji Malaysia 1440H Dato Sri Syed Saleh Syed Abdul Rahman saat bertemu dengan Misi Haji Indonesia, di Makkah.
“Saya amat kagum sekali. Karena dengan jumlah jemaah yang begitu besar, hampir 231 ribu berbanding dengan Malaysia yang hanya 30 ribu, tapi bisa begitu dikendalikan dengan begitu tersusun, sistematik,” kata Dato Sri Syed Saleh, kemarin.
Dia mengungkapkan jika hal senada juga dinyatakan Kerajaan Arab Saudi. “Bukan saja dari segi pengendalian, tapi juga dari segi jemaah haji Indonesia itu sendiri penuh disiplin, punya ilmu secukupnya, dan dari segi ibadah haji mereka sungguh teratur dan tidak menimbulkan perkara-perkara yang tidak diingini,” ungkap dia.
Rasa kagum itu yang menurut Dato Sri Syed Saleh membuat Malaysia ingin terus bekerjasama dengan Indonesia.
Dia menambahkan, dalam beberapa tahun terakhir Tabung Haji Malaysia rutin mengadakan pertemuan dengan Misi Haji Indonesia guna melakukan sharing terkait penyelenggaraan ibadah haji.
Dalam pertemuan kali ini, Dato Sri Syed Saleh mengungkapkan ada beberapa hal yang dipelajari oleh Tabung Haji Malaysia atas penyelenggaran haji yang dilakukan oleh Misi Haji Indonesia. Antara lain terkait masalah kesehatan haji, bimbingan ibadah haji dan penggunaan IT dalam pelayanan haji.
Advertisement