Pengemudi Ojol Segel Kantor Gojek dan Grab Purwokerto

Paguyuban pengemudi ojol sempat beraudiensi dengan Wakil Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono. Wabup, kata Nanang bakal memfasilitasi pertemuan pengemudi ojol dengan manajemen Gojek dan Grab.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 21 Agu 2019, 16:25 WIB
Pengemudi Gojek dan Grab menyegel kantor di Purwokerto, protes agar tuntutannya dipenuhi. (Foto: Liputan6.com/Nanang Supriyadi untuk Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Purwokerto - Pengemudi transportasi online Gojek dan Grab, Purwokerto hari ini menyegel kantor perwakilannya masing-masing, Rabu (21/8/2019). Penyegelan itu dilakukan menyusul belum dipenuhinya tuntutan para pengemudi ojol.

Di depan kantor perwakilan, mereka membentangkan berbagai atribut berisi tuntutan. Di depan kantor Gojek Purwokerto misalnya, pengemudi menuntut penghapusan sistem peringkat dan alokasi order, penghapusan potongan-potongan memberatkan, serta tuntutan jaminan keselamatan kerja yang pasti.

Kemudian pelaksanaan Pm 118 Tahun 2018 Pasal 32 Poin 4 tentang pendaftaran ulang dilakukan dalam hal mengemudi dikenai penonaktifan atau realisasi open suspend. Mereka juga menuntut agar manajemen aktif berkomunikasi dengan mitra apabila akan membuat kebijakan baru.

Ketua Paguyuban Pengemudi Ojol Langlang Jagat Purwokerto, Nanang Supriyadi mengatakan pengemudi Gojek juga menuntut agar bonus dikembalikan seperti semula. Sebelumnya, bonus tutup poin mencapai Rp 80 ribu. Namun, kini bonus hanya Rp 40 ribu atau dipangkas 50 persen.

Sedangkan, pengemudi Grab, menuntut agar skema berlian diturunkan atau diringankan. Beban skema berlian membuat pengemudi grab sulit mendapat bonus. Akibatnya, penghasilan pengemudi online sangat kecil.

"Kita kan memang dua aplikator. Nah, untuk Grab, itu turunkan skema berlian. Kemudian yang kedua, hilangkan penurunan performa dari cancel costumer, itu tok. Kalau memang dua tuntutan itu tidak dipenuhi, ya kami segel kantor," kata Nanang, dihubungi Liputan6.com, Rabu (21/8/2019).

Mulai hari ini, pengemudi ojol, baik Gojek maupun Grab di Purwokerto sudah bersikap pasif. Artinya, para pengemudi ojol hanya berkumpul di titik-titik tertentu.

 


Manajemen Tutup Operasional Kantor Purwokerto

Pengemudi Gojek dan Grab menyegel kantor di Purwokerto, protes agar tuntutannya dipenuhi. (Foto: Liputan6.com/Nanang Supriyadi untuk Muhamad Ridlo)

Paguyuban pengemudi ojol sempat beraudiensi dengan Wakil Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono. Wabup, kata Nanang, bakal memfasilitasi pertemuan pengemudi ojol dengan manajemen Gojek dan Grab, pada Kamis esok (22/8/2019).

"Hari ini kita hanya penyegelan kantor Gojek dan Grab. Besok acara audiensi antara kami driver online Banyumas dimediasi wakil bupati dan Bapak Kapolres serta pihak apliakator Gojek dan Grab," dia menjelaskan.

VP Central Java & DIY Region, Delly Nugraha melalui Head, Regional Corporate Affairs DIY-Jateng, Arum Prasodjo mengatakan manajamen mulai hari ini menghentikan operasional kantor perwakilan Gojek di Purwokerto. Namun, dia membantah bahwa kantor Gojek disegel.

Dia mengatakan, penutupan operasional ini juga dilakukan sampai batas waktu yang tak ditentukan. Penutupan dilakukan untuk menunggu agar situasi lebih kondusif.

"Kami ingin menyampaikan bahwa kantor kami di Purwokerto kami tutup bukan disegel. Penutupan kami lakukan untuk menjaga kondusivitas dan keamanan, termasuk bagi masyarakat sekitar dan ratusan mitra-mitra kami lainnya," ujar Arum.

"Kantor operasional Gojek di Purwokerto kami tutup untuk sementara waktu mulai 21 Agustus 2019 hingga waktu yang akan ditentukan di kemudian hari," dia menambahkan.

Dia mengklaim, semua tuntutan pengemudi Gojek di Purwokerto sudah didengar oleh pihak manajamen. Kemudian, audiensi dan musyawarah terkait penetapan tarif dan bonus juga sudah dilakukan, baik secara langsung maupun secara daring.

"Perubahan-perubahan terbaru apa pun, informasi terbaru apa pun sudah kami sampaikan kepada teman-teman mitra. Nah itu, nanti, semuanya sebenarnya sudah sejak jauh-jauh hari sudah disampaikan," ucap Arum.

Menurut dia, penurunan bonus atau insentif juga diberlakukan untuk menyesuaikan dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 12 dan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 348 Tahun 2019, tarif dasar dan tarif minimum GoRide yang telah ditingkatkan.

Seiring dengan meningkatnya pendapatan organik mitra driver dari tarif, maka penyesuaian insentif perlu dilakukan agar Gojek dapat terus menjaga permintaan order dan keberlangsungan ekosistem Gojek.

Menurut dia, insentif merupakan bentuk apresiasi kepada mitra atas kinerja mereka. Penyesuaian jumlah poin dilakukan untuk menjaga keberlangsungan pendapatan mitra secara jangka panjang. Hal ini penting untuk memastikan adanya inovasi berkelanjutan Gojek dan para mitra kami terus menjadi pilihan utama masyarakat.

 


Penjelasan Manajemen Gojek

Pengemudi Gojek dan Grab menyegel kantor di Purwokerto, protes agar tuntutannya dipenuhi. (Foto: Liputan6.com/Nanang Supriyadi untuk Muhamad Ridlo)

Skema insentif akan selalu menyesuaikan dengan kondisi pasar karena tujuan utama skema insentif adalah untuk mengupayakan titik temu terbaik antara permintaan pelanggan dan ketersedian mitra Gojek.

"Fokus kami pada kesejahteraan mitra tidak hanya terbatas pada tarif dan insentif," ujarnya.

Soal akun luar daerah yang beroperasi di area Purwokerto, Arum menerangkan, Gojek selalu mengimbau mitra untuk tetap beroperasi di wilayah di mana mereka mendaftar awal. Jika ada mitra yang mengambil orderan di luar wilayah operasinya, secara prinsip kemitraan Gojek tidak melakukan suspensi, sebab hal ini bukan termasuk tindakan pelanggaran.

"Namun sesuai dengan tata tertib, bagi mitra yang menggunakan aplikasi di luar wilayah operasi tidak akan mendapatkan pendapatan tambahan berupa insentif," dia menjelaskan.

Ia juga membantah keberadaan order prioritas Gojek. Yang dilakukan Gojek adalah pembaruan sistem alokasi, di mana Gojek berkomitmen untuk terus meningkatkan kemudahan dan kenyamanan mitra driver dalam bekerja.

Dalam sistem ini, kedekatan dengan titik lokasi bukanlah satu-satunya parameter dalam pembagian order. Order yang dibuat oleh konsumen akan disebarkan kepada mitra yang berada pada radius tertentu.

Kemudian, mitra yang paling rajin atau tidak pilih-pilih order, punya rating tinggi, berpeluang lebih besar untuk mendapatkan order tersebut. Melalui sistem yang baru ini, jumlah mitra driver yang berbuat curang menggunakan Fake GPS dapat berkurang.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya