Polri Pastikan Suasana di Sorong Kondusif Usai Kerusuhan

Polri menyebut, seluruh lapisan masyarakat di Kota Sorong telah berkomitmen tidak akan turun ke jalan.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 21 Agu 2019, 17:17 WIB
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo menjelaskan, pihaknya mengindentifikasi adanya kelompok yang ingin memancing kerusuhan di Fakfak, Papua Barat. (Foto: Liputan6.com/Ady Anugrahadi)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo mengungkapkan, situasi di Kota Sorong, Papua Barat sudah kembali normal, setelah kerusuhan yang terjadi pada Selasa 20 Agustus 2019.

"Khusus untuk wilayah Sorong, alhamdulilah dari hasil komunikasi tadi malam, sudah betul-betul kondusif," kata Dedi di Hotel Grand Kemang, Jakarta, Rabu (21/8/2019).

Dedi mengatakan, seluruh lapisan masyarakat di Kota Sorong, telah berkomitmen tidak akan turun ke jalan pada Rabu (21/8/2019).

Menurut Dedi, Polri, TNI, dan pemerintah daerah setempat sudah mengimbau kepada masyarakat di Sorong untuk tidak lagi turun ke jalan. Pada prinsipnya, kata Dedi, masyarakat di Papua cinta damai.

"Semuanya sudah menyadari, sudah rekonsiliasi tidak akan melakukan tindakan yang merugikan," ucap dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Kerusuhan di Sorong

Gloria menyebutkan situasi pagi hari di Kota Sorong awalnya sudah kondusif. Namun siang sekitar pukul 13.30 WIT, Kota Sorong kembali memanas. (Liputan6.com/Katharina Janur)

Sebelumnya, aksi kerusuhan yang terjadi di kabupaten Manokwari dan Jayapura melebar hingga ke Kota Sorong, Papua Barat. Sejumlah warga menggelar unjuk rasa yang berbuntut pada penutupan jalan.

Galih Wira, salah seorang warga Sorong mengatakan aksi penutupan jalan berlangsung sekitar pukul 14.00 WIT. Sejumlah akses jalan utama Kota Sorong, seperti Jalan Basuki Rahmat, Jalan Ahmad Yani, dan Jalan Baru ditutup karena aksi tersebut.

"Warga yang berdemo juga melakukan bakar ban hampir di sebagian titik jalan itu. Kami pun tidak bisa kemana-mana," ucap Galih saat dihubungi Liputan6.com, Senin 19 Agustus 2019.

Tak hanya menutup jalan, warga juga melempari batu ke arah personel pengamanan TNI dan Polri yang melakukan penjagaan. Menurut Galih, ratusan personel TNI dan Polri dari Polres Sorong, Papua, yang berjaga tampak dilengkapi dengan senjata laras panjang, dan beberapa kali melakukan tembakan peringatan agar massa tidak berbuat anarkis.

"Di belakang kantor saya asap ngebul dan beberapa kali tembakan terdengar berdesing beberapa kali," kata Galih.

Dia pun menunjuk salah satu titik ricuh, yaitu berada tidak jauh dari Kantor Kodim 1704 Sorong. Menurutnya, sejumlah warga aksi melempari batu ke arah aparat TNI-Polri yang berjaga di kantor tersebut.

"Kantor saya tidak jauh dari Kantor Kodim, terlihat pengamanan sangat ketat di sekitar Kodim. Mungkin mencegah jangan sampai warga membakar kantor tersebut," ucap Galih.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya