Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) memutuskan untuk memblokir akses internet terkait kerusuhan Papua dan Papua Barat. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk menjaga situasi di sana.
"Untuk mempercepat proses pemulihan situasi keamanan dan ketertiban di Papua dan sekitarnya, setelah berkoordinasi dengan aparat penegak hukum dan instansi terkait, Kemkominfo memutuskan untuk melakukan pemblokiran sementara layanan data telekomunikasi," tutur Ferdinandus Setu, Plt. Kepala Biro Humas Kemkominfo kepada Tekno Liputan6.com, Rabu (21/8/2019).
Baca Juga
Advertisement
Pemblokiran ini, kata pria yang akrab disapa Nando tersebut, berlangsung mulai Rabu (21/8/2019) "hingga suasana Tanah Papua kembali kondusif dan normal."
Senin (19/7/2019) lalu Kemkominfo telah mengambil langkah serupa, yakni melakukan throttling atau pelambatan akses/bandwidth.
Saat itu, Nando mengatakan bahwa pelambatan akses internet ini dilakukan untuk mencegah penyebaran hoaks yang kian memicu aksi.
"Dapat kami sampaikan bahwa tujuan dilakukan throttling adalah untuk mencegah luasnya penyebaran hoaks yang memicu aksi," ujar Nando.
Dua Hoaks terkait Kerusuhan Papua
Dalam keterangan resminya dua hari lalu, Kemkominfo menyebut pihaknya sudah mengindentifikasi dua hoaks.
Keduanya adalah hoaks foto warga Papua tewas dipukul aparat di Surabaya dan hoaks yang menyebutkan bahwa Polres Surabaya menculik 2 orang pengantar makanan untuk mahasiswa Papua.
"Kemkominfo mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan hoaks, disinformasi, ujaran kebencian berbasis SARA yang dapat membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa kita," tutur dia.
(Why/Isk)
Advertisement