Ancaman Resesi AS, IHSG Bakal Terkonsolidasi

Hari ini, IHSG diproyeksikan akan diperdagangkan dalam support dan resistance di level 6.231-6.291.

oleh Bawono Yadika diperbarui 22 Agu 2019, 06:30 WIB
Pengunjung melintas dekat layar monitor pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (2/1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan saham 2019 menguat 10,4 poin atau 0,16% ke 6.204. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan ditransaksikan melemah untuk perdagangan saham Kamis ini. 

Sejumlah sentimen global menghantui pergerakan IHSG pada hari ini. Sentimen tersebut antara lain persoalan ketidakpastian perang dagang Amerika Serikat (AS)-China, hingga ancaman resesi di AS.

Inversi yield obligasi AS menjadi penyebab menguatnya kembali isu resesi. Inversi merupakan keadaan di mana yield atau imbal hasil obligasi tenor pendek lebih tinggi daripada tenor panjang.

Dalam situasi normal, yield obligasi tenor pendek seharusnya lebih rendah. Adapun inversi menunjukkan bahwa risiko dalam jangka pendek lebih tinggi ketimbang jangka panjang. Oleh karena itu, inversi kerap kali dikaitkan dengan pertanda resesi.

"Tekanan masih dipengaruhi oleh sentimen global, terutama indikasi resesi di Amerika Serikat dan kelanjutan perang dagang," tutur Analis PT Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Gustama kepada Liputan6.com, Kamis (22/8/2019).

Hari ini, pihaknya memproyeksi IHSG akan diperdagangkan dalam support dan resistance di level 6.231-6.291.

Di sisi lain, Reliance Sekuritas memprediksi IHSG masih akan terkonsolidasi dengan peluang indeks akan ditransaksikan di kisaran 6.200-6.270.

Reliance menganjurkan untuk mengoleksi saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).

Sementara dari tim riset Binaartha Parama Sekuritas memilih saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT PP Tbk (PTPP), serta saham PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP).


Perdagangan Kemarin

Pengunjung melintasi layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

IHSG ditutup melemah pada perdagangan kemarin. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.240.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu (21/8/2019), IHSG terjun 42,77 poin atau 0,68 persen ke level 6.252,96. Indeks saham LQ45 juga melemah 1,13 persen ke posisi 971,55.

Sebanyak 249 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sementara 147 saham menguat dan 148 diam ditempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 441.978 kali dengan volume perdagangan 14,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,6 triliun.

Investor asing jual saham Rp 655,45 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.240. 

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, tujuh sektor melemah dan tiga sektor menguat. Sektor industri dasar melemah paling tinggi 1,06 persen. Disusul barang konsumsi yang melemah 1 persen dan sektor manufaktur turun 1 persen juga.

Sedangkan sektor saham yang menguat yaitu perkebunan 0,25 persen, sektor perdagangan 0,21 persen dan sektor konstruksi 0,04 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain ARTO menguat 24,81 persen ke Rp 830 per saham, KOTA naik 21,29 persen ke Rp 490 per saham dan JIHD naik 20 persen ke Rp 630 per saham.

Sementara saham-saham yang melemah antara lain FMII yang turun 24,29 persen ke Rp 424 per saham, PCAR turun 9,91 persen ke Rp 1.500 per saham dan POLI turun 8,82 persen ke Rp 775 per saham.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya