Liputan6.com, Jakarta PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) mengadakan kegiatan Pendampingan Bisnis bagi para pengusaha muda Papua sebagai kelanjutan program Pendidikan Kewirausahaan Kaum Muda atau Youth Entrepreneurship Education (YEE).
Rinaldi Mudahar, Country CEO, Community Investment Prudential Indonesia menyampaikan, hanya dalam 90 hari sejak program berjalan, kini lebih dari 50 persen pengusaha muda peserta program mulai melangkah maju dengan mengoptimalkan dukungan menyeluruh dari program YEE.
"Dukungan tersebut berupa pendanaan serta pendampingan kewirausahaan secara intensif oleh sosok-sosok berpengalaman. Dukungan ini sangat penting karena mereka merupakan SDM unggul kebanggaan Tanah Papua yang siap mengakselerasi pertumbuhan ekonomi lokal hingga nasional," kata dia, Kamis (22/8/2019).
Baca Juga
Advertisement
Rinaldi menambahkan, Prudential Indonesia percaya bahwa prinsip bisnis yang baik adalah dengan memberi kembali kepada masyarakat. Komitmen tanggung jawab sosial ini telah dilakukan selama lebih dari 18 tahun dan sejalan dengan fokus perusahaan yaitu “We DO Good” (komitmen untuk mewujudkan kebajikan).
Prudential Indonesia juga turut memberi dukungan solusi atas tantangan-tantangan sosial masyarakat Indonesia Timur sejak 2018. Salah satu solusinya diwujudkan melalui program YEE. Prudential Indonesia menunjuk Prestasi Junior Indonesia (PJI) sebagai mitra untuk melaksanakan program ini.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Berstandar Internasional
Program YEE bertujuan membekali pemuda Papua dengan pengetahuan dan keterampilan untuk memulai dan menjalankan usaha skala kecil yang sukses bagi anak muda yang berusia 18–35 tahun di kota Jayapura.
Dalam mencapai tujuannya, program pendampingan kewirausahaan yang dirancang mengacu pada kurikulum internasional yang telah diimplementasikan di lebih dari 100 negara dan kini disesuaikan khusus untuk masyarakat Papua.
Program ini juga dilengkapi berbagai workshop seperti Business Motivation Workshop, Financial Literacy Workshop, dan Business Model Canvas Workshop.
Pribadi Setiyanto, Chairman of the Executive Board Prestasi Junior Indonesia menuturkan, potensi SDM di Papua untuk berdikari saat ini sangatlah besar. Hal ini terlihat dari program YEE yang berhasil mengumpulkan generasi muda yang termotivasi untuk mengembangkan berbagai sektor industri seperti bidang kuliner, café & warung, fashion, service (jasa), retail, manufaktur, veteriner hingga budidaya tanaman hias.
"Program akan terus berlanjut hingga 6 bulan ke depan untuk dapat memastikan mereka tumbuh dan berkembang menjadi pengusaha yang memiliki kapasitas mumpuni untuk bersaing," tambah dia.
Program YEE didukung penuh oleh Pemerintah Kota Jayapura karena diyakini dapat membantu memacu geliat ekonomi kerakyatan.
Advertisement
Prudential Gelar Kelas Literasi untuk 2.000 Anak-anak Papua
PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) bersama UNICEF dan Pemerintah Kabupaten Supiori menggelar Program Literasi Kelas Awal (Early Grade Literacy). Program yang dihadirkan tersebut bertepatan dengan peringatan Hari Anak Nasional 2019.
Government Relations and Community Investment Director Prudential Indonesia, Nini Sumohandoyo menjelaskan program literasi tersebut seperti kemampuan baca, tulis, dan hitung. Program Literasi Kelas Awal ditujukan untuk memajukan pendidikan anak-anak di kawasan Indonesia Timur, khususnya di Kabupaten Supiori, Papua, sehingga tercipta kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul.
"Semangat pembangunan dengan menitikberatkan pada kemampuan mendasar seorang individu ini harus terus didukung sejak dini. Di antaranya dengan melakukan perbaikan di lini utama sumber pendidikan anak yaitu rumah dan sekolah," ujar Nini di Jakarta, Minggu (18/8/2019).
ingin memastikan anak-anak di Papua, khususnya Kabupaten Supiori, mendapatkan pendidikan yang baik seperti anak-anak di wilayah lainnya. Program Literasi Kelas Awal menyasar 2.000 siswa kelas 1-3 SD di 40 sekolah dasar.
"Lebih dari itu, 4.000 orang tua juga akan mendapatkan pendampingan literasi dan pemahaman akan pentingnya pendidikan yang berkualitas," ujar Nini.
Penduduk Indonesia yang telah melek aksara mencapai 97,9 persen, namun masih ada sekitar 2,06 persem atau 3,4 juta orang buta aksara. Sebanyak 28 persen dari jumlah tersebut merupakan penduduk di Papua. Padahal, tingkat buta aksara di suatu wilayah menunjukkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) wilayah tersebut.
Data UNICEF pada 2018 menunjukkan, lima dari 10 anak di Papua yang tinggal di daerah pinggiran dan pedalaman belum bisa membaca. Menurut Kepala Kantor UNICEF Papua dan Papua Barat, Try Laksono Harysantoso, hak dasar atas akses ke pendidikan harus dipenuhi untuk memastikan kesejahteraan anak di masa mendatang.
"Setiap anak berhak atas pendidikan. Literasi adalah fondasi bagi anak-anak untuk dapat memahami dunia di sekitar mereka. Ini adalah keterampilan mendasar bagi anak-anak untuk belajar. Ketika seorang anak dapat membaca dan menulis, pintu menuju pengetahuan dan pengalaman baru terbuka. UNICEF berterima kasih kepada para donor, seperti Prudential, yang bermitra dengan kami untuk membuat perbedaan dalam kehidupan anak-anak di Indonesia melalui Program Penguatan Literasi Kelas Awal. Ketika semua orang bisa membaca, maka seluruh komunitas akan dapat berkembang pesat," jelas Try.