MU Bermain Buruk, Tiga Pemain Ini Paling Sering Disalahkan

Romelu Lukaku mengungkit kembali luka lama yang dialaminya selama membela MU di dua musim sebelumnya. Kini, dia sudah hijrah ke Inter Milan.

oleh Defri Saefullah diperbarui 22 Agu 2019, 09:15 WIB
Inter Milan resmi mengumumkan pembelian Romelu Lukaku dari Manchester United. Doc: Inter Milan

Liputan6.com, Milan - Romelu Lukaku ternyata belum bisa melupakan masa pahit yang dialaminya bersama Manchester United (MU). Meski sudah gabung dengan Inter Milan, Lukaku masih saja mengungkit-ungkit klub lamanya.

Lukaku menyalahkan MU yang gagal membuatnya merasa betah di klub. Dia mengatakan dirinya, Paul Pogba dan Alexis Sanchez kerap menjadi pemain yang sering disalahkan saat MU kalah atau tampil buruk.

Lukaku akhirnya bisa tinggalkan MU jelang bursa transfer di Liga Inggris berakhir pada 8 Agustus mendatang. Dia diboyong dengan transfer 80 juta euro.

Striker berusia 26 tahun ini menjalani masa yang tidak menyenangkan selama dua musim di MU. Dia kerap disalahkan semasa main di bawah arahan Jose Mourinho.

Sedangkan di era Ole Gunnar Solskjaer, Lukaku malah tidak mendapatkan kepercayaan. Dia banyak menghangatkan bangku cadangan karena mengalah dengan Marcus Rashford yang jadi pilihan utama MU.

 

 


Tidak Adil

Romelu Lukaku bertemu pelatih Antonio Conte setelah resmi pindah dari Manchester United. Doc: Inter Milan

Lukaku merasa tidak mendapatkan keadilan di MU. Dia mempertanyakan mengapa hanya penampilan dia, Pogba dan Sanchez saja yang disorot.

"MU harus temukan seseorang untuk disalahkan. Itu bisa kepada Pogba, saya atau Alexis. Selalu kami bertiga yang disalahkan," katanya seperti dikutip Goal.com.

"Mereka harus temukan pemain untuk disalahkan. Saya menyerah, tahun ini saya bukan satu-satunya yang bermain buruk. Banyak pemain yang tampil buruk tapi ada saja yang disalahkan."


Bukan Strategi

Unek-unek Lukaku ini diduga disampaikan sebelum dirinya hengkang ke Inter Milan. Wawancara dilakukan lewat jalur podcast.

Lukaku mengaku heran mengapa dia disebut tak masuk dalam gaya main yang diterapkan oleh Solskjaer.

"Banyak yang berpikir saya sebaiknya tidak masuk dalam sistem permainan Solskjaer. Itu perasaan saya saat melakukan obrolan," ujarnya.

"Yang membuat saya tertawa, apa yang terjadi di tim saya, saat saya main di timnas Belgia, saya main bagus bukan? dan saya bahagia."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya