WHO Sebut Mikroplastik Tak Berbahaya bagi Manusia

WHO mengatakan, sejauh ini tidak ada bukti yang mengatakan mikroplastik berisiko bagi manusia,

oleh Siti Khotimah diperbarui 22 Agu 2019, 09:31 WIB
Pencemaran plastik bermula dari begitu banyaknya polusi plastik yang mengapug di lingkungan kelautan di mana garam laut berasal.(Sumber EPA)

Liputan6.com, Jakarta - Banyak air minum kemasan dianggap mengandung mikroplastik, yakni plastik yang umumnya dianggap lebih kecil dari setengah milimeter.

Santer desas-desus bahwa mikroplastik sangat berisiko bagi manusia. Namun, penilaian terbaru oleh Organisasi Kesehatan Dunia WHO menunjukkan hal yang berbeda.  

WHO mengatakan, sejauh ini tidak ada bukti yang mengatakan mikroplastik berisiko bagi manusia, seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (22/8/2019).

Namun, WHO memperingatkan masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami sepenuhnya bagaimana plastik menyebar ke lingkungan dan bekerja melalui tubuh manusia.

Produksi plastik telah tumbuh secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir dan diperkirakan akan berlipat ganda lagi pada tahun 2025, kata laporan WHO. Studi menunjukkan, air minum dalam kemasan bahkan mengandung unsur yang sangat kecil dari polimer yang digunakan dalam wadah dan penutup.

Ini telah menimbulkan kekhawatiran manusia mungkin terkontaminasi oleh bahan kimia yang digunakan dalam plastik. Yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah anggapan sistem vital manusia dapat dikuasai oleh benda asing, seperti makhluk hidup lain yang tersumbat oleh limbah plastik.

Ketakutan ini tidak didasarkan pada sains, menurut laporan WHO, yang merangkum penelitian peer-review.

 

Simak pula video pilihan berikut:


Mikroplastik Tidak Akan Tersumbat di Tubuh Manusia?

Ilustrasi Minum Air Putih (iStock Photo)

Laporan yang sama mengatakan, mikroplastik yang lebih besar dari 150 mikrometer, dapat melewati tubuh manusia.

Partikel yang lebih kecil berpotensi melewati dinding saluran pencernaan dan tersangkut, tetapi para peneliti percaya mereka tidak mungkin menumpuk dalam jumlah yang berbahaya.

"Berdasarkan bukti terbatas yang tersedia, bahan kimia dan mikroba patogen yang terkait dengan mikroplastik dalam air minum menimbulkan kekhawatiran yang rendah bagi kesehatan manusia. Meskipun tidak ada informasi yang cukup untuk menarik kesimpulan yang kuat tentang toksisitas nanopartikel, tidak ada informasi yang dapat diandalkan untuk menunjukkan bahwa itu adalah masalah," katanya menyimpulkan.

Meski demikian, dalam laporan itu WHO tetap mempromosikan pengurangan sampah plastik; dengan menghentikan penggunaan plastik sekali pakai dan mempromosikan daur ulang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya