Liputan6.com, Las Vegas - Bintang Juventus Cristiano Ronaldo sempat dilanda kabar miring pada 2018 lalu. Seorang perempuan asal Amerika Srikat, Kathryn Mayorga, menggugat Ronaldo di pengadilan Las Vegas, dengan dugaan kasus pemerkosaan.
Kathryn Mayorga melaporkan Ronaldo atas kejadian yang terjadi pada Juni 2009. Ketika itu Ronaldo masih bermain di Manchester United (MU). Meskipun sudah lama, Mayorga melaporkan kembali kasus ini pada kepolisian Las Vegas.
Advertisement
Kasus ini kemudian berlanjut di persidangan. Pada akhirnya, Ronaldo dinyatakan tidak mendapat hukuman karena kurangnya bukti secara fisik.
Seperti dilansir Der Spiegel, Kathryn Mayorga merasa telah diperkosa Ronaldo di salah satu kamar hotel di Las Vegas. Kedua belah pihak lantas sepakat menutup kasus ini dan Ronaldo harus membayar 375 ribu dolar AS.
Hanya saja, pada tahun 2018 lalu, Mayorga kembali membuka kasus ini. Kasus ini baru selesai pada Juli 2019 lalu dengan putusan akhir Ronaldo bebas dari hukuman. Tidak ada bukti yang kuat dalam kasus ini.
Tahun Terburuk Ronaldo
Ronaldo rupanya sangat kesal dengan kejadian tersebut. Dia merasa bahwa tuduhan itu telah membuat orang meragukan kepribadiannya.
"2018 mungkin menjadi tahun paling buruk bagi saya, secara pribadi. Ketika publik mulai mempertanyakan kehormatanku, itu sungguh menyakitkan, itu sangat menyakitkan," ucap Ronaldo kepada Televisi Portugal, ITV.
Advertisement
Ronaldo Ingin Tutup Kasus Ini
Ronaldo sangat geram dengan kasus tersebut. Bahkan, sebenarnya dia tidak ingin banyak bicara terkait tuduhan Kathryn Mayorga. Tetapi, dia harus membeli diri bersuara atas kasus ini.
"Saya tidak nyaman berbicara kasus ini, tetapi ketika ada seseorang yang menyerang kehormatan Anda, itu sangat sulit," kata pemain berusia 34 tahun tersebut.
Kasus ini bahkan dikabarkan berdampak pada sesi pramusim Juventus. Sebab, Si Nyonya Tua tidak mendapatkan izin untuk menjalani tur pramusim di Amerika Serikat pada tahun 2019. Padahal, di tahun sebelumnya, Juventus selalu mampir ke Amerika.
Sumber: Bola.net