Sejumlah petani memanen singkong di kawasan Gunung Geulis, Bogor, Kamis (22/8/2019). Petani singkong mengeluhkan harga singkong sebagai bahan tapioka turun drastis di musim kemarau dari Rp 120 ribu/ pikul (70kg) menjadi Rp 60 ribu/pikul diduga akibat singkong yang melimpah. (merdeka.com/Arie Basuki)
Petani memanen singkong di kawasan Gunung Geulis, Bogor, Kamis (22/8/2019). Petani singkong mengeluhkan harga singkong sebagai bahan tapioka turun drastis di musim kemarau dari Rp 120 ribu/ pikul (70kg) menjadi Rp 60 ribu/pikul diduga akibat singkong yang melimpah. (merdeka.com/Arie Basuki)
Sejumlah petani memanen singkong di kawasan Gunung Geulis, Bogor, Kamis (22/8/2019). Petani singkong mengeluhkan harga singkong sebagai bahan tapioka turun drastis di musim kemarau dari Rp 120 ribu/ pikul (70kg) menjadi Rp 60 ribu/pikul diduga akibat singkong yang melimpah. (merdeka.com/Arie Basuki)
Sejumlah petani memanen singkong di kawasan Gunung Geulis, Bogor, Kamis (22/8/2019). Petani singkong mengeluhkan harga singkong sebagai bahan tapioka turun drastis di musim kemarau dari Rp 120 ribu/ pikul (70kg) menjadi Rp 60 ribu/pikul diduga akibat singkong yang melimpah. (merdeka.com/Arie Basuki)
Sejumlah petani memanen singkong di kawasan Gunung Geulis, Bogor, Kamis (22/8/2019). Petani singkong mengeluhkan harga singkong sebagai bahan tapioka turun drastis di musim kemarau dari Rp 120 ribu/ pikul (70kg) menjadi Rp 60 ribu/pikul diduga akibat singkong yang melimpah. (merdeka.com/Arie Basuki)