Liputan6.com, Jakarta - Seorang pria berumur 73 tahun dilarikan ke UGD setelah mengeluh perutnya sakit luar biasa. Usai diperiksa, rupanya di dalam usus laki-laki 73 tahun ini ditemukan sebuah tulang ikan.
Duri hewan air tersebut diduga tertelan ketika si kakek sedang mengonsumsi makanan laut (sea food), karena ukuran tulang ikan pun terlalu kecil. Duri kemudian tidak tercerna dan merobek ususnya.
Laporan mengenai kasus ini telah dimuat dan diterbitkan pada 21 Agustus 2019 di The New England Journal of Medicine. Demikian seperti dilaporkan oleh Live Science, Kamis (22/8/2019).
Baca Juga
Advertisement
Selama pemeriksaan fisik di rumah sakit, perut bagian bawah lelaki tersebut terasa lembek dan ia mengalami demam. Pria itu memberi tahu dokter, sehari sebelum sakit, ia makan ikan buntut kuning atau yellowtail (Seriola lalandi).
Hasil sinar-X yang diterapkan pada perut si kakek memperlihatkan usus kecilnya yang tertusuk oleh "benda linear." Dengan kata lain, ada tulang kecil yang tersangkut di ususnya.
Laki-laki paruh baya tersebut kemudian menjalani operasi untuk mengangkat tulang ikan sepanjang 0,8 inci yang menembus usus kecilnya.
Untuk merawat pasien satu ini, dokter harus memotong sebagian dari usus kecilnya. Dia juga menerima antibiotik untuk menangkal infeksi yang mungkin terjadi akibat lubang di usus.
Usai menjalani pembedahan dan dirawat secara intensif di Kochi Medical School di Nankoku, Jepang, selama 8 hari, pasien tua itu diperkenankan pulang. Ia dilaporkan pulih dengan baik.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Cara Mengatasi Ketulangan
Banyak orang di dunia ini secara tidak sengaja menelan tulang ikan atau ketulangan, saat mereka mengonsumsi makanan laut. Namun, jarang sekali "benda asing" seperti itu menyebabkan robekan di usus.
Ada kurang dari 1% kasus "benda asing" yang tertelan membuat usus sobek, menurut sebuah makalah 2014 yang diterbitkan dalam World Journal of Gastroenterology.
Bahkan sebuah tulang ikan, terlepas dari ujungnya yang tajam dan bentuknya yang memanjang, biasanya akan melewati saluran pencernaan tanpa menyebabkan masalah.
Biasanya, tulang ikan yang tertelan hanya sampai tersangkut di tenggorokan, menurut sebuah makalah 2011 yang diterbitkan dalam Indian Journal of Radiology and Imaging.
Orang yang memakai gigi palsu berisiko lebih tinggi menelan tulang ikan, karena mereka mungkin mengalami kesulitan dalam merasakan tulang di mulut saat mengunyah makanan, menurut Healthline.
Selain itu, orang lain yang mungkin berisiko lebih tinggi dalam menelan tulang ikan antara lain anak-anak, orang dewasa yang lebih tua dan orang yang makan ikan saat mabuk.
Risiko seperti ini dapat diatasi dengan mengonsumsi daging ikan yang sudah di-fillet atau dibuang seluruh durinya, yang cenderung memiliki lebih sedikit tulang yang terselip di dalam daging. Bisa juga dengan cara: mengunyah makanan dengan perlahan dan sampai lembut.
Advertisement