Liputan6.com, Jakarta - Mobil listrik sedang mengalami pertumbuhan yang pesat di dunia otomotif. Produsen mobil dunia berlomba-lomba mengembangkan seri terbaik kendaraan ramah lingkungan yang digadang-gadang akan menggantikan mobil berbahan bakar minyak (BBM).
Sayangnya, perkembangan mobil listrik dirasa belum mampu untuk menyaingi kendaraan BBM dalam jangka panjang. Dilansir Forbes, berdasarkan Mobility Confidence Index dari J.D Power, masyarakat Amerika belum benar-benar yakin dengan mobil listrik.
Baca Juga
Advertisement
J.D Power merupakan lembaga riset yang melakukan survei terhadap kepuasan pelanggan, kualitas produk dan hal terkait marketing.
Ada sejumlah hal yang menyebabkan keraguan masyarakat pada kendaraan listrik. Alasan tersebut meliputi harga yang terlalu mahal, proses produksi-distribusi yang bermasalah (salah satunya mengenai isu pekerja anak), kurangnya pasar mobil listrik bekas hingga rendahnya kemampuan jarak tempuh.
J.D Power menyatakan bahwa hanya 39% masyarakat Amerika yang tertarik membeli mobil listrik. 51% sisanya menganggap kendaraan BBM masih lebih dapat diandalkan. Dari skala 0-100 pada Mobility Confidence Index, mobil listrik hanya menyentuh angka 55.
Masalah terbesar mobil listrik ada pada durasi pengisian daya yang cukup lama dan jarak tempuh yang relatif terbatas.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Butuh Perjuangan
Untuk mampu menggantikan kendaraan BBM, mobil listrik butuh usaha ekstra. Bahkan dengan keringanan pajak yang cukup besar.
Berkaca pada masa lalu, mobil listrik pernah menduduki nyaris 40% dari keseluruhan mobil di Amerika pada tahun 1900-an. Sayangnya, mobil ini lalu kalah dengan mobil BBM yang mampu berkembang lebih efisien dengan jarak tempuh lebih jauh dan pengisian bahan bakar lebih cepat.
Dengan perkembangannya sekarang, apakah mobil listrik mampu mengalahkan kendaraan BBM atau justru akan kembali mengulang sejarah?
Penulis : Khema Aryaputra
Advertisement