Liputan6.com, Ponorogo - Momentum grebeg suro dimanfaatkan Pemkab Ponorogo untuk merangkul mahasiswa asal Papua yang menimba ilmu di bumi reog. Mereka akan diajak makan malam sekaligus menyaksikan pertunjukan Pembukaan Grebeg Suro di Alun-Alun Ponorogo.
"Biar mereka merasa aman dan nyaman kuliah di Ponorogo, bahwa Ponorogo adalah bagian dari Indonesia, bagian dari mereka juga," kata Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni kepada Liputan6.com, Rabu, 21 Agustus 2019.
Dia mengaku dirinya bersama warga Ponorogo ingin menunjukkan sikap ramah kepada mahasiswa Papua. Pun ramah pada warga negara Indonesia lainnya.
"Karena kita adalah Indonesia dan Indonesia adalah kita, Papua adalah Indonesia dan Indonesia adalah Papua," terangnya.
Baca Juga
Advertisement
Ipong menjelaskan, dirinya tidak perlu merasa khawatir dengan kejadian aksi di sejumlah wilayah seperti Surabaya, Malang, Semarang, dan Manokwari. Sebab, mahasiswa Papua yang kini berada di Ponorogo bisa dipastikan tidak akan melakukan aksi serupa.
"Ini adalah bentuk solidaritas dan kepedulian sekaligus keprihatinan atas yang terjadi belakangan ini di Surabaya, Malang, Semarang, dan Manokwari," jelasnya.
Sementara, pihak korps Bhayangkara juga melakukan tindakan yang sama. Jajaran kepolisian berusaha "merangkul" mahasiswa Papua yang sedang menempuh pendidikan di Bumi Reog dengan cara nongkrong dan ngopi bareng.
"Ada 5 mahasiswa Papua yang tercatat di Ponorogo, mereka baik dan ramah," tutur Kapolres Ponorogo, AKBP Radiant.
Menurutnya, kejadian kerusuhan baik di Malang, Surabaya, ataupun Manokwari tidak akan terjadi di Ponorogo. Sebab, mahasiswa ini meyakinkan jika kejadian kerusuhan tidak akan terjadi di sini.
"Diharapkan dengan kegiatan ini akan terjalin silaturahmi antarwarga negara Indonesia yang harmonis tanpa membedakan asal suku maupun ras," terang dia.
Radiant pun berharap kepada seluruh mahasiswa Papua yang belajar di Kabupaten Ponorogo untuk tidak terprovokasi dan tidak terpengaruh dengan kejadian kerusuhan Manokwari serta lebih fokus dengan kegiatan belajarnya.
"Jangan ikut-ikutan aksi, damai saja lah. Damai itu indah. Apalagi kita satu bangsa, satu negara jangan memusuhi saudara sendiri," dia menegaskan.
Sementara, Bahrudin Kasira, salah seorang mahasiswa asal Papua menyampaikan atas nama pribadi dan warga Papua memohon maaf, kejadian di 3 daerah mungkin lebih pada kesalahpahaman dan adanya isu hoaks.
"Kami di Ponorogo Insya Allah akan menjaga tali silaturahmi dengan pihak Polri dan sama-sama menjamin aman," dia memungkasi.
Jaminan Keamanan
Sementara Bupati Madiun, Ahmad Dawami, mengundang para pelajar asal Papua yang mengenyam pendidikan di Kabupaten Madiun, untuk makan malam di Pendopo Muda Graha, Kota Madiun. Acara makan malam itu diikuti sekitar 33 pelajar Papua. Mereka diajak makan malam bersama di kediaman rumah bupati.
"Mereka anak-anak Papua yang tinggal di Kabupaten Madiun menjadi tanggung jawab kita bersama. Kami tidak ingin ada pengaruh dari luar," kata Bupati Madiun yang akrab disapa Kaji Mbing.
Kaji menuturkan, dia berharap para pelajar Papua yang tinggal di Kabupaten Madiun dapat menyampaikan kabar kepada orangtua mereka di Papua, bahwa mereka bahagia di Kabupaten Madiun.
"Di Kabupaten Madiun mereka bahagia. Di sini senang, kekeluargaan juga kental. Kami berharap mereka dapat mengabarkan, bahwa di Jawa Timur, khususnya di Kabupaten Madiun tetap aman," kata Kaji Mbing.
Kaji Mbing juga berpesan kepada para pelajar yang tinggal di Kabupaten Madiun untuk menggunakan grup WhatsApp dengan baik dan bijak.
"Kalian punya grup WA, gunakan fasilitas itu dengan baik, untuk mengabarkan hal yang baik. Kalau ada berita yang buruk, counter. Jangan ikut menyebarkan," imbuhnya.
Senada juga dikatakan Kapolres Madiun, AKBP Ruruh Wicaksono. Ia mengatakan, bahwa di Kabupaten Madiun sangat aman dan para pelajar dari Papua tidak perlu khawatir.
"Belajar yang baik, kami bersama pak bupati akan menjamin keamanan adik-adik di Madiun," katanya.
Sementara itu, Marselino Gombo, seorang pelajar asal Kabupaten Jaya Wijaya, mengaku senang malam itu diundang makan malam oleh Bupati Madiun.
"Kami sangat senang dan bersyukur kepada Tuhan. Ini merupakan kota paling aman buat kami, dan itu terbukti malam ini. Kami sangata bersyukur bisa sekolah di Kabupaten Madiun, kami bisa belajar dengan baik, belajar berbagai hal, di manapun," kata pelajar SMK Geger Kelas XII ini.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Kapolres Madiun, AKBP Ruruh Wicaksono, karena dapat menjaga keamanan di Kabupaten Madiun, sehingga mereka dapat belajar dengan tenang.
"Kami ucapkan terima kasih kepada bapak bupati dan kapolres. Kami di sini untuk sekolah, menuntut ilmu," dia menegaskan.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement