Liputan6.com, Jakarta Masyarakat Banyuwangi selalu menyambut meriah setiap acara yang digelar di kota dengan julukan The Sunrise of Java. Selain agenda balap sepeda, warga Banyuwangi makin semangat menyambut gelaran Tour de Indonesia.
Ketua Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Raja Sapta Oktohari pun mengapresiasi dan menyebut Banyuwangi sebagai kota balap sepeda di Indonesia. Acara Tour De Indonesia berlangsung dalam lima etape, dengan jarak 825,4 KM melalui kota di Jawa dan Bali.
Advertisement
Pada etape keempat ini pebalap dari 20 negara melalui rute sepanjang 147,3 KM dengan start dari kota Jember menuju Paltuding, Gunung Ijen Banyuwangi, Kamis (22/8).
Etape ini dimenangkan oleh Meikel Eyob, pebalap Kinan Cycling Team Jepang yang sukses menaklukkan tanjakan terberat horse category menuju Gunung Ijen.
Di sepanjang rute masyarakat Banyuwangi antusias menyambut para pebalap. Tidak lupa aneka hiburan seni dan tradisi lokal yang disuguhkan warga menyambut mereka.
"Kami senang animo masyarakat sangat positif menyambut para pebalap. Ini menjadi kekhasan Banyuwangi," kata Raja Sapta Oktohari.
Di Etape keempat Tour de Indonesia ini, para pebalap harus menaklukkan tanjakan menuju Ijen yang dikenal sangat curam dengan kemiringan 45 derajat. Etape ini juga jadi ajang pembuktian bagi para raja tanjakan untuk menunjukkan keahliannya.
"Tanjakan Ijen ini sudah terkenal jadi level tertinggi dan tersulit di balap sepeda Indonesia yang biasa disebut horse class (HC), track ini bahkan dapat pujian dari tim commisaire. Tentunya ini akan menjadi penilaian positif bagi kompetisi balap sepeda Indonesia di dunia internasional," kata Raja Sapta.
Rute menuju Ijen memang sudah tidak asing lagi bagi sejunlah pebalap manca negara. Mereka sudah banyak menjajal rute ini karena ikut bergabung dalam kompetisi Internasional Tour De Banyuwangi Ijen yang rutin digelar Banyuwangi sejak 2012. Mereka telah menjajal salah satu rute terekstrem di Asia ini.
"Tidak salah jika kami juga menyebut Banyuwangi sebagai Kota Balap sepeda, Banyuwangi rutin menggelar kompetisi internasional. Dan hampir semua disiplin balap sepeda seperti road dan BMX ada di sini."
Apresiasi yang sama juga datang dari Jacky Verdenet, President Commissaire Panel Tour d’Indonesia yang juga commisaire UCI (federasi balap sepeda internasional). Jacky sangat terkejut kalau Indonesia punya tanjakan ekstrem yang begitu menantang.
"Saya biasa menangani Tour de France yang menurut saya tanjakannya sudah sulit, tapi ternyata di sini lebih berat lagi. Dan yang lebih mengagumkan lagi, sepanjang rute pemandangannya sangat indah. Saya kira pebalap Tour de France harus menjajal rute ini," ujar Jacky.
Sementara itu pemenang etape keempat Meikel Eyob dari Trengganu Cycling Team Malaysia berhasil menjadi juara pertama di etape keempat ini dengan catatan waktu 4 jam 16 menit.
Raja Tanjakan (KOM) dimenangkan oleh Thomas Lebas asal Kinan Cycling Jepang. Thomas merupakan salah satu pemenang International Tour de Banyuwangi Ijen tahun lalu.
(*)