Liputan6.com, Jakarta - Kebutuhan akan periset yang mumpuni dalam bidangnya membuat Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berusaha menjaring Warga Negara Indonesia (WNI) yang ada di luar negeri. Atau istilah populernya dikenal dengan diaspora.
Kepala LIPI Laksana Tri Handoko meyampaikan bahwa tahun ini LIPI akan memberikan 120 posisi bagi diaspora melalui jalur Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).
Advertisement
"LIPI tahun ini baru pertama kali membuka melalui P3K. Rencananya 120 posisi," kata Handoko dalam konferensi pers di Kantor LIPI, Jakarta Selatan, Kamis, 22 Agustus 2019.
Menurut Handoko, rekrutmen ini menyasar para ahli di tingkat menengah.
"Salah satu persyaratannya ialah lulusan kalau ada 300 ya kita siapakan," lanjutnya.
Kendati begitu, dirinya mengaku kurang percaya diri bisa menggaet 120 diaspora untuk mengisi jabatan di lingkungan lembaganya. Bahkan menurut Handoko untuk mendapatkan setengahnya saja dari jumlah tersebut dirasa terlalu susah.
"Biasanya tiap tahun kita hanya dapat 20 orang (diaspora)," ungkapnya.
Ia juga menyampaikan, perihal anggaran terkait upaya mendatangkan mereka, tak dibatasi. Bahakan jika lebih dari 300 pun yang didapatkan, Handoko mengaku akan mempersiapkan anggaran itu.
"Anggarannya unlimited," tegas Handoko.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Akan Sediakan Posisi Strategis
Kepala LIPI juga menjanjikan kepada para diaspora yang sesuai kriteria akan langsung ditempatkan dalam posisi strategis. Dijanjikan pula alat penelitian bagi mereka yang mau dan lolos tesnya.
Memang, kata Handoko, jika dibandingkan dengan jumlah gaji yang diterima di luar, perbandingan nominal akan lebih besar di luar. Namun, lanjutnya, jika dibandingkan secara komparatif, maka akan lebih menguntungkan di LIPI.
"Di sana (luar negeri) walaupun dengan gaji yang besar tapi hanya tinggal di sangkar burung (apartment). Kalau di sini bisa daratan. Bisa langsung memimpin grup riset," papar Handoko.
Advertisement