RI Mampu Berkontribusi Besar Kurangi Dampak Emisi Karbon Dunia

Dengan kawasan hutan Indonesia yang luas, Indonesia bisa berdampak signifikan dalam hal penyerapan karbon dioksida.

oleh Bawono Yadika diperbarui 23 Agu 2019, 12:15 WIB
Menko Luhut B Panjaitan di memberikan ceramah di Kampus UPH.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia memiliki potensi besar dalam upaya pengurangan emisi karbon di dunia.

Dengan kawasan hutan Indonesia yang luas, Menko Luhut menyebutkan Indonesia bisa berdampak signifikan dalam hal penyerapan karbon dioksida (carbon credit). Sebab itu, salah satu caranya ialah dengan mengoptimalkan potensi sawit.

"Jangan lupa banyak makanan yang membutuhkan kelapa sawit dan rasanya segala macam. Tapi kita Pemerintah sepertinya ditekan terus karena alasannya deforestasi, itu kan tidak benar," tuturnya di Jakarta, Jumat (23/8/2019).

"Sebetulnya itu karena kita ini penghasil karbon kredit terbesar di dunia, saya ulangi, terbesar di dunia. Jadi barat itu sangat membutuhkan kita, kita saja yang selama ini tidak sadar itu," tambah Menko Luhut.

Karena itu, lanjutnya, Pemerintah terus mengupayakan program mandatori campuran solar dengan biodesel (b20) agar terus ditingkatkan kedepannya.

"Salah satu yang sudah jelas policy pemerintah adalah B20 sampai B100. dengan demikian kita tidak tergantung dengan Eropa saja," papar Menko Luhut.

"Jadi Barat sangat membutuhkan kita, selama ini kita tidak sadar itu. Sekarang kita mulai sadar mulai eksplore teliti dan segera nanti akan kami bawa ke masyarakat-masyarakat Eropa," tegasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Menko Luhut Minta PLN Tak Terlalu Banyak Bangun Pembangkit

Progress sebaran pembangkit listrik dan jaringan tranmisi yang telah dibangun PT. PLN demi program 35.000 MW untuk Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menggelar pertemuan dengan Plt. Dirut PLN (Persero), Sripeni Inten Cahyani. Pembahasan masih berkaitan dengan insiden listrik padam yang terjadi beberapa waktu silam.

Mantan Menko Polhukam ini mengatakan, selain mendalami kelanjutan investigasi terkait penyebab listrik mati massal, dia juga memberikan sejumlah catatan kepada perusahaan setrum pelat merah tersebut.

Menurut Luhut salah satu catatan yang dia sampaikan pada PLN, yakni agar PLN tidak terlalu banyak terlibat dalam pembangunan pembangkit termasuk lewat anak usahanya PT Indonesia Power.

"Ya udah kita bilang, satu kalau saya bilang supaya lebih efisien. Kalian (PLN) jangan terlalu banyak terlibat pembangunan-pembangunan listrik," kata dia, saat ditemui, di kantornya, Jakarta, Rabu (14/8/2019).

Selanjutnya, dia meminta PLN efisien dengan cara menyerahkan proyek pembangkit listrik kepada swasta untuk menggarap proyek pembangkit.

"Biarin saja private sector masuk. Seperti 51 persen harus untuk Indonesia Power waste to energy, lupain dulu lah itu. Konsolidasi aja dulu saja biarkan private sector main," ungkapnya.

Meski begitu, Luhut tak menegaskan bahwa masukkan tersebut berarti PLN harus mengerem investasi. "Enggak (ngerem), lebih menajamkan semua, jangan semua, jangan semua mau, kalau semua mau nggak dapat," tandasnya.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com  

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya