Liputan6.com, Bandung Puluhan mahasiswa dari elemen Ikatan Mahasiswa se-Tanah Papua (Imasepa) dan Solidaritas Peduli Kemanusiaan di Bandung menolak dan mengembalikan dua dus berisi minuman keras (miras) beralkohol. Puluhan botol miras tersebut diduga sumbangan dari oknum polisi.
Pengembalian miras tersebut terjadi saat mereka menggelar aksi damai di depan Gedung Sate, Kamis (22/8/2019).
Advertisement
Ketua Imasepa Jawa Barat Roberto Rumpumbo mengecam tindakan aparat tersebut. Dia menilai hal itu sebagai bentuk adanya stigma peminum alkohol pada orang Papua.
“Itu stigma yang tak baik untuk kami,” kata Robi ditemui di Asrama Papua di Bandung, Jumat (23/82019).
Padahal, kata dia, aksi damai ke Gedung Sate dilakukan untuk menyikapi tindakan represif aparat keamanan terhadap mahasiswa Papua di Surabaya. Mereka hendak bergabung dengan Aksi Kamisan Bandung yang digelar Kamis sore.
Sebelumnya, Imasepa menggelar aksi serupa pada Senin (19/8/2019) lalu. Mereka mengecam diskriminasi rasial yang menimpa mahasiswa asal Papua di Malang dan penangkapan mahasiswa Papua di Surabaya, pekan lalu.
Namun sebelum mengikuti Aksi Kamisan, mahasiswa Papua yang sedang berada di asrama datang sembari membawa minuman beralkohol kiriman polisi tersebut. Mereka pun langsung meminta klarifikasi terhadap pemberi minuman.
Dalam tayangan video yang direkam peserta aksi, seorang anggota polisi wanita memberikan keterangan kepada aksi massa.
"Ibu mau mengklarifikasi bahwa minuman ini bukan minuman beralkohol. Jadi minuman ini hanya minuman segar saja yang ibu berikan kepada adik-adik. Coba dilihat. Ibu tidak punya niat merendahkan adik-adik, tidak sama sekali. Kedua saya tidak mengatakan adik-adik ini pemabuk," kata polwan kepada massa aksi.
Namun para mahasiswa menepis minuman yang diberikan itu bukan minuman beralkohol. Berdasarkan foto-foto dari massa aksi, tampak label di botol-botol itu adalah minuman jenis vodka, merek Topi Koboi dengan kandungan alkohol 19 persen. Selain itu, tak ada pita cukai pada botol-botol minuman tersebut.
Robi mengatakan jika ia dan rekan-rekannya akan memberikan keterangan kepada pers siang ini. Mereka akan memberikan penjelasan terhadap insiden pemberian minuman keras dan tuntutan aksi para mahasiswa Papua di Bandung.
“Kami sedang dalam situasi berduka. Biarkan kami sendiri dulu, tapi nanti akan kami kabari untuk memberikan pernyataan," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Jabar Komisaris Besar Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) sedang menangani dugaan pemberian minuman keras kepada mahasiswa Papua di Bandung.
"Langkah yang sudah diambil oleh Polda, kita sudah melakukan proses pemeriksaan. Yang bersangkutan saat ini sudah jadi terperiksa internal Propam sejak tadi malam. Kita hargai kita lihat sejauh mana prosesnya," kata Trunoyudo.
Menurut Trunoyudo, pihaknya masih mendalami motif yang bersangkutan memberi minuman tersebut.
"Saat ini kita harus melihat dari fakta-fakta yang perlu dipahami. Namun demikian yang bersangkutan saat ini masih ada pemeriksaan di Propam Polda Jabar, hasilnya akan disampaikan lebih lanjut," ujarnya.
Kapolrestabes Bandung Komisaris Besar Irman Sugema menyatakan pihaknya bakal segera menindaklanjuti fakta pemberian minuman beralkohol tersebut. Dia menolak pemberian minuman beralkohol itu inisiatif institusinya.
"Bahwa Bu Sarce (Komisaris Sarce Christiati) memang anggota kami di Polrestabes Bandung, salah satu tugasnya di Polsek Sukajadi dan yang bersangkutan sedang sebagai terperiksa di Bidpropam Polda Jabar terkait dengan dugaan pemberian minuman ke asrama mahasiswa Papua," kata Irman.
"Kami akan menindaklanjuti apabila hasil pemeriksaan itu terbukti, maka kami akan berikan sanksi tegas pada yang bersangkutan," sambung Irman.
Simak video pilihan di bawah ini: