Liputan6.com, Sidoarjo - Melestarikan seni dan budaya tidak lepas dari sarana dan prasarana yang memadai seperti gedung. Dengan ada gedung dapat menjadi tempat berkumpul para seniman dan budayawan untuk berkreasi dan memamerkan hasil karya termasuk di Sidoarjo, Jawa Timur.
Selain itu, ada gedung budaya juga akan menjadi laboratorium pusat kebudayaan sekaligus pusat pelestarian seni tradisional lokal kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Wakil Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin menyampaikan hal itu usai membuka Rapat Kerja Dewan Kesenian Sidoarjo (DKS) di Hotel Edotel, SMKN 1 Buduran, Jumat (23/8/2019).
Baca Juga
Advertisement
Seperti pertunjukan seni drama ludruk, Cak Nur sapaan akrab Nur Ahmad Syaifuddin mengatakan, tanpa ada dukungan infrastruktur pementasan seni ludruk tidak bisa berjalan.
Di era sekarang ini, kearifan budaya lokal sudah mulai punah. Banyak faktor yang menjadikan kesenian dan budaya lokal tidak lagi diminati masyarakat.
"Ini menjadi tanggung jawab kita bersama baik pemerintah maupun pengurus dewan kesenian Sidoarjo, dibutuhkan sinergitas dari berbagai pihak," ujar Cak Nur.
Cak Nur minta agar DKS membuat terobosan dalam membuat program-program kerja pada 2020 nanti. Bisa menjawab tantangan, di antaranya bagaimana membuat program yang bisa membuat masyarakat sadar akan pentingnya menjaga warisan budaya dan lebih mencintai lagi seni. "Hidup tanpa jiwa seni sepertinya kurang humanis," kata Cak Nur.
Hal yang sama disampaikan Ketua DPRD Sementara, Usman mendorong, DKS agar lebih kreatif dan inovatif lagi dalam mengangkat kegiatan seni dan budaya lokal. Legislatif mendukung apa yang selama ini dikerjakan oleh DKS, dukungan DPRD bisa dilihat dari persetujuan dana kegiatan yang diajukan oleh DKS untuk kegiatan tahun 2020.
Usman setuju bila Sidoarjo memiliki gedung budaya yang akan menjadi pusat pengembangan seni dan kebudayaan. "Gedung yang bisa menjadi ikon budaya di kota udang tersebut bisa dimasukkan dalam RPJMD oleh bupati terpilih nanti," ujarnya.
Usman yang pernah menjabat ketua komisi D yang membidangi kebudayaan ini melihat, Sidoarjo saat ini memang belum punya gedung budaya sebagai pusat mempertahankan kearifan lokal, tempat kreativitas bagi para seniman dan budayawan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pemkab Sidoarjo Dorong Setiap Desa Punya Lapangan Olahraga
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo mendorong setiap desa memiliki lapangan olahraga. Dengan begitu, masyarakat dapat memanfaatkan lapangan tersebut untuk berolahraga.
Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah mengharapkan, dengan ada lapangan olahraga menjadi tempat latihan sehingga menciptakan atlet.
"Kalau bisa tiap desa punya lapangan olahraga, tanah fasum (fasilitas umum-red) yang tidak terpakai lebih baik dimanfaatkan untuk lapangan olah raga,” ujar Saiful saat meresmikan lapangan olahraga bersama di Perumahan Sekardangan, ditulis Senin, 19 Agustus 2019.
Ia mengharapkan, warga dapat memanfaatkan tanah fasum untuk dijadikan lapangan olahraga seperti tanah fasum Perumahan Sekardangan Indah. Tanah tersebut sempat mangrak selama 20 tahun.
Awalnya tanah seluas kurang lebih 4.000 m2 itu dari pengembang perumahan Sekardangan Indah. Lantaran tak diurus selama puluhan membuat tak terurus dan kondisi tanah memprihatinkan. Kemudian warga pun berinisiatif memanfaatkan jadi lapangan olahraga bersama bagi warga sekitar. Pembangunan lapangan olah raga tersebut juga mendapatkan dukungan dari pemerintah kabupaten Sidoarjo.
Usai dibenahi, tanah fasum tersebut menjadi arena olahraga dengan tiga venue yaitu sebelah sisi timur dipakai untuk sepak bola, lapangan voli terletak di sebelah barat dan ada juga untuk latihan olahraga panahan.
Advertisement