LRT Jabodebek Diklaim Lebih Baik dari Palembang

Adhi Karya banyak belajar dari LRT Palembang demi operasional LRT Jaobedebek lebih baik.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 23 Agu 2019, 18:15 WIB
Kendaraan melintas di bawah proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek di Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Rabu (21/8/2019). Jadwal pengoperasian LRT Jabodebek molor dari target yang pada awalnya direncanakan bisa beroperasi pada 2019. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta LRT di Palembang sempat menjadi sorotan gemilang sampai akhirnya muncul problema. Ambil contoh masalah diputusnya aliran listrik akibat tunggakan yang tak dibayar, serta penumpang yang kurang berminat naik LRT walau peminatnya ramai saat uji coba.

Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Budi Harto, menyatakan pihaknya sudah belajar dari LRT Palembang. Mereka pun berusaha agar tak mengulangi kesalahan.

"Kita belajar pengalaman dengan di Palembang yang kurang di sana kita perbaiki di sini," ucap Budi di Stasiun Cibubur, Jumat (23/8/2019).

Menteri BUMN Rini Soemarno yang hari itu mengunjungi Stasiun Cibubur berkata LRT Jabodebek bisa beroperasi komersial pada akhir Oktober atau awal November mendatang. Merespons itu, Budi memastikan dari segi pembangunan berbagai fasilitas seperti rel, listrik, dan trainset sudah disiapkan.

Operasi komersial di Stasiun Cibubur pun bisa tercapai akhir tahun ini meski headway (kedatangan kereta) masih panjang, yakni 30 menit -60 menit. Adhi Karya pun fokus pada pembangunan stasiun-stasiun yang pembebasan lahannya hampir selesai hingga daerah Bekasi.

Terkait pembiayaan, Budi membantah ada masalah arus kas di Adhi Karya akibat proyek LRT Jabodebk seperti yang dikabarkan.

"Pembiayaan lancar. Enggak ada masalah. Kami sudah terima total Rp 8 triliun, bentar lagi tambah lagi Rp 1,5 triliun, ini dalam proses," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Menteri Rini Janji LRT Jabodebek Tak Akan Mati Listrik

Menteri BUMN Tinjau Proyek LRT Jabodebek (dok: Tommy Kurnia)

Menteri BUMN Rini Soemarno menyebut sudah belajar dari kasus berhentinya MRT ketika mati lampu massal pada 4 Agustus lalu. Kejadian itu berujung pada evakuasi massal penumpang di dalam MRT. Hal ini tentunya dijadikan oelajaran demi pengoperasian LRT Jabodebek nantinya.

Kini, Menteri Rini memastikan setiap stasiun LRT memiliki sistem dukungan daya yang kuat agar kereta listrik LRT bisa beroperasi dengan aman. Simulasi-simulasi yang lebih mendalam juga dilakukan pada tahap uji coba untuk mengantisipasi masalah listrik.

"Yang kita ingin lakukan adalah berlapis-lapis support, jadi kalau aliran ini mati, ada aliran backup, kita harapkan minimal ada tiga backup," ujar Rini di Stasiun Cibubur, Jumat (23/8/2019).

Rini berkata tiap stasiun akan memiliki support setidaknya 2,5 megawatt. Total keseluruhan backup listrik adalah 40 megawatt.

"Dengan pengalaman (anjloknya MRT) kemarin, kali ini kita akan ngetes lebih detail, lebih dalam, sehingga backup systemnya itu minimal ada tiga," ucap Rini.

 


Akhir Oktober

Suasana sepi terlihat di proyek Light Rail Transit (LRT) Jabodebek lintas pelayanan dua rute Cawang-Dukuh Atas di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin (18/6). Seluruh proyek infrastruktur masih ditinggal mudik para pekerja. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Rini menambahkan tahap pembangunan Stasiun LRT Cibubur juga tinggal mengurus aksesnya yang melewati lahan Kwartir Nasional (Kwarnas). Tahap sudah masuk ke finalisasi mengingat area Kwarnas menjadi tempat naik-turun penumpang.

Khusus Stasiun Cibubur-Cawang, Menteri Rini berharap sudah dapat dinikmati penumpang pada akhir Oktober atau awal November mendatang. Itu bisa terjadi bila uji coba pada September berjalan lancar, baik itu sistem kereta atau kelistrikannya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya