Liputan6.com, Jakarta Perban sudah tidak asing lagi digunakan dalam dunia kesehatan. Perban sudah termasuk dalam protokol pengobatan untuk terapi luka superfisial. Hampir sebagian besar orang pasti pernah memiliki luka pada tubuh. Baik luka berukuran kecil maupun luka besar. Meskipun begitu setiap luka harus segera diobati dan mendapatkan perawatan maksimal agar tidak menimbulkan penyakit komplikasi lain.
Untuk mencegah komplikasi tersebut, perban menjadi solusi untuk membantu merawat luka agar tetap bersih. Perban luka digunakan oleh para dokter untuk membantu penyembuhan luka serta melindungi luka dari kotoran, debu, gesekan dengan benda tertentu yang berpotensi menimbulkan infeksi. Di zaman yang serba canggih seperti sekarang ini banyak sekali perkembangan di dunia medis, salah satunya adalah perban.
Baca Juga
Advertisement
Seiring kemajuan teknologi para Ilmuwan terus mengembangkan jenis perban futuristik yang dapat digunakan untuk kemajuan ilmu kedokteran di masa depan. Tujuan penilitian ini adalah menciptakan perban yang tidak hanya dapat menutup luka, namun sekaligus menyembuhkan luka. Perban-perban ini didesain dengan teknologi yang membantu mempercepat proses penyembuhan pasien dan dapat digunakan untuk solusi dimasa depan.
Berikut 5 perban yang memiliki teknologi canggih seperti yang Liputan6.com lansir dari New Atlas, Jumat (23/8/2019).
1. Perban nirkabel dengan smartphone
Pada tahun 2017, tim peneliti dari University Of Nebraska-Lincoln, mengembangkan perban pintar yang menggunakan gel dan dapat memberikan dosis kecil obat secara otomatis pada luka. Pengontrol mikro bawaan mengirimkan tegangan melalui serat tertentu untuk secara selektif melepaskan obat didalamnya.
Teknologi pada perban ini menjadi perban pertama yang mampu melepaskan obat dengan dosis yang tepat secara otomatis. Penelitian ini terus dikembangkan agar bisa menciptakan perban berteknologi canggih yang membantu penyembuhan luka secara otomatis. Teknologi yang diharapkan dapat mempermudah pekerjaan di dunia medis.
Advertisement
2. Perban dengan indikator sinar
Walaupun telah memakai perban, bukan berarti kamu tidak lagi harus bertemu dengan dokter. Pemeriksaan luka yang dibalut dengan perban tetap harus diperiksa oleh dokter. Dari kegitaan pemeriksaan ini lah mengharuskan dokter harus membukan dan menutup perban berkali-kali yang kemungkinan bisa menimbulkan infeksi.
Pada tahun 2017, para ilmuwan di Swiss menciptakan sebuah inovasi perban yang dapat bersinar ketika luka semakin parah. Hal ini didasarkan pada kenaikan pH pada cairan luka pasien. Ph 7-8 menunjukkan luka yang semakin kronis, sedangkan pH 5-6 menunjukkan luka yang semakin sehat.
Perban ini dibuat dengan molekul-molekul khusus yang hanya bisa menyala pada saat cairan luka mencapai pH 7,5. Jika teknologi ini dikembangkan, maka akan mempermudah para dokter untuk memantau luka pasien tanpa harus mengganti perban.
3. Band Aid elektronik
Pada tahun 2015, para ilmuwan di Washington State University menerbitkan sebuah makalah yang menjelaskan teknologi perban yang dinamai Band Aid Elektronik. Perangkat ini dirancang dengan kain karbon konduktif yang dialiri dengan arus listrik, sehingga menghasilkan hidrogen peroksida.
Zat ini dapat berfungsi untuk membunuh bakteri. Penelitian ini diuji pada jaringan dalam babi terhadap bakteri multi-obat Acinetobacter baumanni. Dalam hasil percobaan ini menunjukkan berkurangnya populasi bakteri hingga 1/10000 dari ukurannya dalam waktu 24 jam.
Advertisement
4. Perban pintar dengan sensor
Perban berteknologi canggih saat ini terus dikembangkan oleh para ilmuwan agar tidak hanya membalut, namun dapat menyembuhkan luka. Sebuah tim peneliti dari Universitas Tufts mendemonstrasikan perban pintar yang dilengkapi oleh sensor. Sensor ini diketahui dapat mengukur besar atau kecil luka pada pasien. Mikroprosesor internal yang bekerja pada perban juga memantau infeksi peradangan yang terjadi pada luka pasien.
Jika luka semakin memburuk, maka perban akan memanaskan gel antibiotik secara otomatis sebagai respon dari ancaman. Penelitian bertujuan mengubah pandangan perban sebagai pengobatan pasif menjadi paradigma yang lebih aktif dalam mengatasi tantangan medis.
5. Perban nanogenerator
Sekarang ini para ilmuan terus mengembangkan potensi penggunaan listrik dalam perban. Para ilmuwan dari University Of Wisconsin-Madison, mengembangkan sebuah perban nanogenerator yang didukung oleh energi dari tubuh pasien. Dalam pengembangan perban dengan teknologi canggih ini pemimpin tim yang bernama Xudong Wang, menguji perban pada 10 tikus.
Saat pasien bernapas, mereka menerima arus listrik tingkat kecil. Nanogenerator ini akan mengubah gerakan pasien menjadi listrik. Kekuatan dari tubuh pasien bergerak melalui elektroda kedalam kulit. Tikus yang dijadikan kontrol memerlukan 2 minggu untuk sembuh, namun tikus yang memakai perban nanogenerator hanya membutuhkan 3 hari untuk menyembuhkan lukanya.
Advertisement