Liputan6.com, Jakarta - Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud Md mengatakan, salah satu kuncinya adalah menahan emosi dan amarah, apalagi untuk memanasi. Karenanya, dia memuji siapa pun pihak yang tak terpancing provokasi.
"Kami dari Gerakan Suluh Kebangsaan memberikan penghargaan kepada tokoh daerah, politik, tokoh adat, tokoh masyarakat tidak terpancing oleh provokasi-provokasi untuk membuat suasana lebih panas. Tetapi saya berharap agar terus ke depannya suasana dibuat kondusif. Dan dirunut masalah hukumnya agar tidak merembet," kata Mahfud di Jakarta, Jumat (23/8/2019).
Advertisement
Dia pun meminta agar yang mengekskalasi gerakan harus ditindak hukum. "Pemicu isu rasis dan provokator untuk mengekskalasi gerakan juga harus ditindak hukum. Apalagi tendensi merobek-robek republik kita," tukasnya.
Dia pun meminta semua pihak kembali bersatu dan merajut kebhinekaan Indonesia.
"Mari kita bersatu dan menjadi perekat dalam Kebhinekaan kita," jelas Mahfud.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pandangan Frans
Senada, Frans Magnis Suseno atau Romo Magnis mengatakan, untuk menghadapi masalah, seharusnya jangan ada yang memandang masyarakat Papua itu menjadi orang yang tidak ada.
"Kalau kasus Papua merasa ada dihina. Kalau saya pribadi saya tak peduli amat. Saya di Jerman sering disebut sama orang yang marah. Tapi itu jadi merasa, karena dari orang yang tidak dianggap, maka akan menjadi peka," pungkas dia.
Advertisement