Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartisto Lukita meninjau Pasar Oebobo dan Pasar Naikoten di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam kunjungan tersebut, Enggar memastikan pasokan dan harga pangan terkendali di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Harga bapok di Pasar Oebobo dan Pasar Naikoten masih terkendali dan pasokan aman serta tidak ada kekhawatiran akan lonjakan harga," ujar dia di dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (24/8/2019).
Dia menjelaskan, dari hasil pemantauan di pasar rakyat, secara umum pasokan dan harga bapokrelatif stabil mulai dari beras, gula pasir, minyak goreng, daging sapi, daging ayam, telur, bawang merah, dan bawang putih.
Baca Juga
Advertisement
Lebih lanjut, Enggar mengatakan, tidak perlu ada kekhawatiran. Harga pangan stabil bahkan harga daging sapi rata-rata lebih rendah dari harga di Pulau Jawa yaitu berada di kisaran Rp 90 ribu per kg.
Enggar juga mengapresiasi sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pelaku usaha yangterus menjaga pasokan dan harga pangan tetap stabil sehingga masyarakat bisa mendapatkan pangan dengan harga yang terjangkau.
“Kupang ini kaya. Saya berharap nantinya Kupang dapat menjadi pemasok daging dan garam untukIndonesia. Sehingga, di satu titik nanti kita tidak perlu impor lagi," kata Mendag.
Melalui pemantauan pasar yang rutin dilaksanakan Kemendag ini, diharapkan harga pangan akan teruster kendali khususnya di daerah-daerah di Indonesia.
Hasil pantauan harga di Pasar Oebobo dan Pasar Naikoten diperoleh harga sebagai berikut, yaitu berasmedium Rp9.000–Rp10.000 per kg, beras premium Rp11.000–Rp12.000 per kg, telur ayam ras Rp30.000–Rp32.000 per kg.
Kemudian, cabe merah besar Rp60.000 per kg, cabe keriting Rp65.000 per kg, cabe rawit kecil Rp45.000–Rp50.000 per kg, bawang merah Rp20.000 ̶Rp25.000 per kg, bawang putih Rp35.000 ̶40.000 per kg, daging ayamRp30.000 ̶Rp35.000 per kg, minyak goreng curah Rp10.800 ̶Rp11.000 per liter, gula pasir Rp12.500 ̶Rp13.000 per kg,dan daging sapi Rp85.000 ̶Rp90.000 per kg.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kunjungan ke Pelabuhan Tenau
Selain itu, Enggar bersama jajaran Kementerian Perdagangan dan Pemerintah Provinsi NTT juga melakukan kunjungan ke Pelabuhan Tenau. Pada kesempatan tersebut Mendag melakukan pemantauan fasilitas Pelabuhan Tenau yang merupakan trayek tol laut 2019.
Pelabuhan Tenau merupakan pelabuhan utama terbesar di selatan Indonesia. Pelabuhan dengan panjangdermaga 23 meter itu dikelola PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III bekerja sama dengan KantorKesyahbandaraan dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) kelas III Kupang.
Enggar mengatakan, Kemendag terus berupaya mengurangi disparitas harga antardaerah atauantarpulau, khususnya untuk daerah terpencil, terluar, dan perbatasan. Komitmen ini sejalan dengan visi poros maritim Indonesia yang dicanangkan Presiden Joko Widodo melalui kebijakan tol laut.
Pelayaran kapal barang tol laut secara rutin dan terjadwal diberangkatkan dari Barat sampai ke Timur Indonesia, danbegitu sebaliknya. Pemanfaatan tol laut juga dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan dayasaing produk-produk dalam negeri.
Selain meninjau pasar dan pelabuhan, Mendag juga mengadakan rapat koordinasi dengan organisasiperangkat daerah, instansi terkait, dan para pelaku usaha gerai maritim di Hotel Aston, Kupang.
Rakor tersebut juga dihadiri Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi dan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam NegeriSuhanto. Pada rakor tersebut, Mendag juga menjelaskan gerai maritim sebagai pemersatu Indonesia dan keadilanbagi seluruh rakyat Indonesia. Hal tersebut harus tercermin dari kesamaan harga dan ketersediaan bapokdi seluruh daerah di Indonesia.
“Pemerintah memberikan subsidi ongkos angkutan laut untuk mendukung tol laut melalui gerai maritim.Hal itu bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan cara mengurangi disparitas harga,serta meningkatkan daya saing produk-produk Indonesia di pasar regional maupun di pasar global,” ungkap Mendag.
Lebih lanjut, Mendag menegaskan keseriusan pemerintah dalam mengawasi distribusi dan stabilitas harga bahan kebutuhan pokok.
“Kita akan awasi dan kawal distribusi bapok agar harga tetap terkendali. KementerianPerdagangan, Kementerian Perhubungan, dan pemerintah provinsi akan duduk bersama terkaitpengendalian harga,” pungkas Mendag.
Advertisement