Soal Pro-Kontra Pemindahan Ibu Kota, Ini Kata Bos Bappenas

Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro tidak mau menanggapi pro dan kontra para anggota DPR yang tidak sependapat dengan pemindahan Ibu Kota.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Agu 2019, 11:00 WIB
Menteri Negara PPN/Ka Bappenas Bambang Brodjonegoro bersama Anggota DPR Fraksi XI Mukhamad Misbakhun saat menjadi pembicara di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Senin (13/5/2019). Diskusi ini membahas tema "Berapa Lama Membangun Ibukota Baru?". (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, tidak mau menanggapi pro dan kontra para anggota DPR yang tidak sependapat dengan pemindahan ibu kota.

Dia menjelaskan nanti pemerintah akan menjelaskan proses dan alasan mengapa ibu kota dipindah.

"Siapa DPR menentang (pemindahan ibu kota). Kalau satu dua anggota ya, jadi nanti ada prosesnya," kata Bambang di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (23/8).

Sementara Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyatakan, pemindahan ibu kota sudah dipikir matang untuk 100 tahun ke depan. Dia meminta masyarakat menyikapi dengan positif. Kemudian, rencana tersebut kata dia sudah dibicarakan sejak lama. Jika tidak direalisasikan, menurut dia, tidak akan terjadi pemindahan ibu kota.

"Kalau dipikirkan terus kan tidak terealisasi. Terus kapan mau move on-nya? Ini mau di-move on-kan," ungkap Moeldoko.

 

 

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


PKS: Pemindahan Ibu Kota Bukan Program Prioritas

Pemandangan gedung bertingkat di Jakarta, Selasa (30/4/2019). Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali melontarkan wacana pemindahan ibu kota dari Jakarta ke luar Pulau Jawa. (Liputan6.com/JohanTallo)

Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyoroti kebijakan pemindahan ibu kota yang dicanangkan oleh pemerintah. Pemindahan ibu dinilai belum merupakan program prioritas saat ini.

"FPKS memandang kebijakan pemindahan ibu kota bukan menjadi prioritas untuk menjawab permasalahan-permasalahan strategis nasional," kata politikus PKS, Andi Akmal Pasluddin, dalam Rapat Paripurna, di DPR RI, Jakarta, Kamis (22/8/2019).

Pemindahan ibu kota, kata dia, perlu mempertimbangkan kebutuhan anggaran yang besar. Juga proses pembangunan yang tentu memakan banyak waktu.

"Dan kepentingan strategis sebagai bangsa. Kebijakan ini membutuhkan konsesus nasional mengingat kebijakan ini bukan hanya untuk kepentingan pemerintah saat ini karena akan melibatkan pemerintah selanjutnya," ungkapnya.

"Jika terjadi perubahan orientasi pada dari pemerintahan 5 tahunan, maka investasi yang besar tersebut terancam mangkrak dan gagal," ucapnya.

Selain itu, menilik konteks kepentingan pembangunan bangsa dengan perkembangan era teknologi baru, maka pemindahan ibu kota yang bersifat fisik menjadi tidak relevan.

"Kebutuhan dana yang begitu besar lebih baik digunakan untuk investasi pembangunan teknologi dan infrakstruktur sains untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyat serta menjawab permasalahan permasalahan fundamental bangsa," tegasnya.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.c


Jokowi: Pemindahan Ibu Kota Simbol Kemajuan Bangsa

Pemandangan gedung bertingkat di Jakarta, Selasa (30/4/2019). Pemerintah berencana memindahkan ibu kota dari Jakarta lantaran Pulau Jawa dinilai sudah terlalu padat penduduk. (Liputan6.com/JohanTallo)

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memaparkan belanja negara pada tahun 2020 akan difokuskanuntuk pengurangan ketimpangan antar wilayah.

Oleh karena itu, dijelaskan Jokowi, kita akan melanjutkan pengembangan berbagai kawasan ekonomi di luar Jawa, melanjutkan industrialisasi dalam bentuk hilirisasi hasil tambang maupun perkebunan, dan mengembangkan beberapa wilayah metropolitan di luar Jawa, supaya bisa menjadi sumber ekonomi baru.

"Selama ini, denyut kegiatan ekonomi secara umum masih terpusat di Jakarta dan Pulau Jawa. Sehingga Pulau Jawa menjadi sangat padat dan menciptakan ketimpangan dengan pulau-pulau di luar Jawa," kata Jokowi dalam Nota Keuangan di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (16/8/2019).

Jokowi melanjutkan, apabila membiarkan hal ini berlanjut tanpa ada upaya yang serius, maka ketimpangan akan semakin parah.

Untuk itu, kata Jokowi, rencana pemindahan ibu kota ke Pulau Kalimantan diletakkan dalam konteks ini, sehingga akan mendorong pertumbuhan ekonomi baru, sekaligus memacu pemerataan dan keadilan ekonomi di luar Jawa.

"Ibu kota baru dirancang bukan hanya sebagai simbol identitas, tetapi representasi kemajuan bangsa, dengan mengusung konsep modern, smart, and greencity, memakai energi baru dan terbarukan, tidakbergantung kepada energi fosil," tegas dia.

Dukungan pendanaan bagi pemindahan ibu kota, kata Jokowi, akan sekecil mungkin menggunakan APBN. "Kita dorong partisipasi swasta, BUMN, maupun skema Kerja sama Pemerintah Badan Usaha (KPBU)," pugkas Jokowi. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya