Indonesia Pamer Perkembangan Transportasi Laut ke Negara ASEAN

Sejumlah proyek transportasi laut di Indonesia antara lain pengembangan cruise ship terminal dan pengembangan 14 pelabuhan di indonesia.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 24 Agu 2019, 16:30 WIB
Sejumlah karyawan PT Prima Multi Terminal (PMT) mengikuti upacara bendera HUT RI ke 72 di proyek pembangunan dermaga Pelabuhan Kuala Tanjung di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, Kamis (17/8). (Liputan6.com/Pool

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah RI diwakili Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kembali melaporkan dan membahas perkembangan proyek-proyek transportasi laut pada sidang 38th ASEAN Maritime Trasport Working Group (AMTWG) di Singapura, 21-23 Agustus 2019.

Beberapa tindak lanjut proyek dimaksud terdiri dari pelabuhan-pelabuhan yang akan dijadikan pilot project di Indonesia, yakni standart NCVS, sertifikat kompetensi kepelautan, pengembangan 14 pelabuhan di indonesia, pengembangan cruise ship terminal, rencana pengembangan pelabuhan Sri Junjungan, update perkembangan Marine Environment Protection of the South East Asian Seas (MEPSEAS), dan IMO Member States Audit Scheme (IMSAS).

 

"Pada kesempatan tersebut, Indonesia menyampaikan juga perkembangan project kapal nonkonvensi khususnya di wilayah perbatasan Nunukan-Tawau, pelatihan dan pengawasan VTS, dry port, green port, kerjasama Asean dengan negara China, Jepang, India dan Korea dan update Regional Oil Spill Contingency Plan," tutur Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub Wisnu Handoko yang juga menjadi Head of Delegation (HoD) Indonesia pada pertemuan tersebut, Sabtu (24/8/2019).

Sidang AMTWG yang ke-38 itu dihadiri oleh perwakilan 10 Negara ASEAN dan 4 Negara Asia, antara lain China, India, Jepang dan Republik Korea Selatan, serta perwakilan dari IMO, ASEAN Sekretariat dan FASA.

Delegasi indonesia terdiri dari perwakilan Kementerian Perhubungan, yakni Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Direktorat Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Kepelabuhanan, Bagian Perencanaan, Atase Perhubungan di Singapura, Atase Perhubungan di Malaysia, serta perwakilan Kementerian Luar Negeri, PT Pelindo II dan PT Pelindo III.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


ASEAN Maritime Transport Working Group (AMTWG)

Suasana proyek pembangunan pelabuhan laut pengumpan di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (30/9). Proyek senilai sekitar Rp 100 milyar tersebut ditarget selesai pada akhir tahun ini. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Adapun pertemuan 38th ASEAN Maritime Transport Working Group (AMTWG) secara rutin dilaksanakan dua kali dalam setahun guna menindaklanjuti kelompok kerja sub sektor transportasi laut pada pertemuan AMTWG sebelumnya. Selanjutnya, Thailand akan menjadi tuan rumah pertemuan berikutnya yang rencananya akan dilaksanakan pada Februari 2020.

Lebih lanjut, Wisnu menyampaikan, perwakilan Indonesia juga mengusulkan agar membentuk sub komite untuk membahas lebih lanjut same risk area tahap awal di Selat Malaka.

"Dalam sidang ASEAN MTWG ke-38, tiga negara pantai yaitu Indonesia, Malaysia dan Singapura menyepakati pemberlakuan same risk area dalam implementasi Ballast Water Management Convention khususnya ariltiket 13.3 circular untuk penerapan same risk area yang akan dibuat oleh ketiga negara dan dijadikan pedoman bagi petugas PSC di ketiga negara," tuturnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya