Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) akan menggelar expo atau pameran digital pada 29-30 Agustus 2019 mendatang. Acara tersebut dilaksanakan sebagai bentuk keseriusan perseroan dalam menghadapi transformasi digital.
Senior Vice President (SVP) Pertamina Jeffrey Tjahja Indra mengatakan, pihaknya pada hari ini juga sedang mengadakan Pertamina Energy Hackathon 2.0, sebuah kompetisi umum bagi para developer Indonesia untuk memecahkan permasalahan dalam industri energi melalui Information and Communication Technologies (ICT) terbaru.
Baca Juga
Advertisement
"Pertamina Energy Hackathon yang kali ini tanggal 24-25 Agustus merupakan bagian dari keseluruhan digital expo Pertamina, yang nanti digital expo-nya akan berlangsung 29 dan 30 Agustus 2019," ujar dia di Mercure Hotel Sabang, Jakarta, Sabtu (24/8/2019).
Selanjutnya, ia meneruskan, Pertamina juga akan melaksanakan pameran digital lain pada 27 Agustus 2019 mendatang. Para pimpinan tinggi perusahaan juga disebutnya akan turut ikut berpartisipasi dalam acara tersebut.
"Kami juga laksanakan Digital Thinkshop tanggal 27 Agustus, yang akan mengundang seluruh level pimpinan tinggi Pertamina untuk bisa energize, bisa paham, bisa lebih paham, untuk kemudian secara bersama kita bisa membangun Pertamina lebih baik," tutur dia.
"Untuk itu maka saya undang kawan-kawan, saudara-saudara semua, rekan-rekan saya untuk hadir dan datang di Pertamina Digital Expo tanggal 29 dan 30 Agustus 2019 yang akan datang, di Kantor Pusat Pertamina," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tahan Penurunan Produksi Minyak, Ini Langkah Pertamina
Pertamina, melalui anak usahanya PT Pertamina EP, menggelar delapan proyek pengurasan minyak tahap lanjut atau Enhanced Oil Recovery (EOR) untuk menahan laju penurunan produksi minyak.
Delapan proyek kegiatan EOR meliputi lapangan yaitu Tanjung, Sukowati, Rantau, Sago, Ramba, Jirak, Limau dan Jatibarang.
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu mengatakan, sejak April 2019, Pertamina telah membentuk komite EOR dan diskusi melibatkan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas) dan ahli-ahli eksternal. Pilot EOR polymer di Lapangan Tanjung telah menunjukkan hasil yang positif.
“Sebagai kelanjutannya telah ditandatanganinya pokok-pokok kesepahaman antara Pertamina dan Repsol dalam pengelolaan EOR di lapangan Tanjung untuk full scale nya, termasuk implementasi EOR Surfactant-Polymer,” kata Dharmawan, di Jakarta, Rabu (21/8/2019).
Dharmawan mengungkapkan, proyek EOR yang dilaksanakan oleh Pertamina meliputi implementasi EOR surfactant polymer dan CO2 flooding. Dia optimis strategi ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap upaya menahan laju decline rate di lapangan-lapangan Pertamina.
"Untuk EOR di Tanjung, kami perkirakan dalam dua sampai tiga tahun kedepan produksinya bisa naik 4 hingga 5 kali lipat dari produksi saat ini,” ujarnya.
Advertisement
Lapangan Jirak dan Rantau
Dia melanjutkan, Lapangan Jirak dan Rantau saat ini sedang dalam tahap implementasi full scale Waterflood. “Bersamaan dengan hal tersebut dilakukan studi aplikasi chemical Surfactant untuk implementasi EOR,” tambahnya.
Selanjutnya, terkait dengan CO2 flooding, Pertamina saat ini sedang melakukan studi di beberapa lapangan yaitu Jatibarang, Sukowati dan Ramba. Dharmawan menambahkan bahwa Lapangan Sukowati direncanakan merupakan lapangan aplikasi Carbon Capture Utilization & Storage (CCUS) pertama di Indonesia dengan memanfaatkan CO2 yang dihasilkan dari lapangan Jambaran - Tiung Biru (JTB).
Menurutnya, penerapan teknologi EOR juga akan diterapkan pada lapangan Minyak dan gas (migas) yang dioperatori Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ). Saat ini sedang dilakukan studi di lapangan Zulu dan E-Main di PHE ONWJ. Selain itu di lapangan Batang yang dioperasikan oleh PHE Siak dalam waktu dekat, akan dilakukan pilot project EOR Steam Flooding.
“Implementasi EOR Pertamina memang dimulai di lapangan migas yang dikelola Pertamina EP. Dan kini, kami sudah mulai memperluas ke wilayah kerja PHE,” ujarnya.