Liputan6.com, Jakarta - Satgas Lawan Covid-19 DPR RI bersama Menteri BUMN Erick Thohir berkunjung ke Posko Masak Satgas Bencana Nasional di Kampung Utan, Jakarta Selatan, Sabtu (6/6/2020).
Posko Masak tersebut merupakan kerja sama antara Satgas Covid-19 sejumlah BUMN di wilayah Provinsi DKI Jakarta dengan Satgas Covid-19 DPR RI.
Advertisement
Koordinator Satgas DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menyatakan, posko tersebut didirikan untuk menjamin pemenuhan kebutuhan makanan warga terdampak Covid-19.
"Hari ini kami kunjungan lapangan terhadap kegiatan yang sudah dimulai sejak 5 mei, sampai dengan nanti berakhirnya PSBB nanti,” kata Sufmi Dasco.
Satgas DPR bersama Erick Thohir menyaksikan langsung proses pengolahan makanan sebelum dibagikan ke warga terdampak Covid-19.
"Nanti satgas di tingkat kelurahan yang ambil ke sini dan mendistribusikan ke wilayahnya masing-masing, sesuai yang sudah terdata untuk sebagai penerima bantuan," ujarnya.
Erick Thohir pun mengajak Satgas Lawan Covid-19 DPR RI makan siang di salah satu ruang di area Posko Masak. Mereka menyantap nasi dengan tumis kacang panjang dengan wortel yang dipotong memanjang serta lauk telur balado. Erick bersama Satgas DPR RI yang dipimpin Sufmi Dasco menyantap makanan beralas kertas nasi tanpa sendok.
"Masakannya sudah bagus, enak, bersih, dan tentu saja bergizi,"tutur Dasco.
480 Bungkus Perhari
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan Posko Masak adalah perwujudan kerja sama antara lembaga eksekutif dan yudikatif di tengah pandemi Covid-19.
"Alhamdulillah sudah 480 ribu bungkus yang dibagikan di 11 titik Posko Masak di Jakarta. Tentu setelah ini akan kita coba makanan itu, apakah benar-benar layak? Jangan sampai yang dibagikan itu sesuatu yang tidak layak," ujarnya.
Rencananya, Posko Masak terus beroperasi hingga berakhirnya PSBB di Jakarta.
"Karena kegiatan ini merupakan bagian dari protokol Covid-19, Posko Masak ini akan terus berjalan, bukan sampai hari ini saja, namun sampai PSBB berakhir," ujarnya.
Satgas DPR RI dan Satgas BUMN tak menutup kemungkinan Posko Masak dibuka di daerah lain yang jumlah kasus Covid-19 tergolong tinggi, seperti di Jawa Timur.
"Bisa jadi nanti kalau dibutuhkan dibuka juga di Jawa Timur. Saya yakin berbagai pihak di Jawa Timur juga sudah banyak yang turun tangan. Jangan sampai nanti malah tumpang tindih," imbuh Erick.
Advertisement