Begini Nasib Barang Bawaan Jemaah yang Kena Penyisiran di Bandara

Selama ini kebanyakan barang bawaan jemaah haji yang harus ditinggal adalah makanan dan minuman. Seperti kurma dan air zam-zam.

oleh Nurmayanti diperbarui 25 Agu 2019, 14:24 WIB
Jemaah haji Indonesia sedang merapikan barang bawaannya di Bandara King Abdulaziz, Jeddah. Darmawan/MCH

Liputan6.com, Jeddah - Jemaah haji Indonesia harus rela meninggalkan barang bawaannya di bandara bila dinilai terlalu berlebihan untuk dibawa masuk ke dalam kabin pesawat.

Penyisiran dilakukan petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) maupun dari maskapai penerbangan.

Kepala Sektor 1 Bandara Jeddah-Madinah Koen Ismoyo mengatakan, jika selama ini kebanyakan barang bawaan jemaah haji yang harus ditinggal adalah makanan dan minuman. Seperti kurma dan air zam-zam.

"Setelah kita sweeping barang bawaan jamaah itu hampir rata-rata yang tertinggal itu tidak ada barang-barang yang berharga, hanya lebih banyak buah-buahan, roti atau segala lainya," jelas dia di Jeddah, Minggu (25/8/2019).

Dia menuturkan barang bawaan jemaah ini kemudian dikumpulkan. Selanjutnya jika masih layak akan diberikan kepada petugas kebersihan, porter yang kerap disebut ummal saat di bandara.

Pemberian ini demi menghindari kemubaziran. Barang bawaan jemaah tersebut pun bisa dimanfaatkan mereka yang memang membutuhkan.

"Karena makanan, kita hibahkan lagi kepada mereka yang memerlukan itu. Dan barang bawaan jamaah relatif sampai saat ini yang ada di bandara Jeddah itu tidak ada barang berharga, hanya semuanya berbentuk makanan saja," dia menegaskan.


Diringankan Soal Timbangan, Jemaah Diminta Patuhi Aturan Koper Kabin

Jemaah haji Indonesia sedang mencari koper miliknya. Darmawan/MCH

Jemaah haji diimbau tetap mematuhi aturan terkait barang bawaan saat kepulangan ke Tanah Air.  Terutama barang yang dibawa ke kabin pesawat.

Kepala Sektor 1 Bandara Jeddah-Madinah, Koen Ismoyo mengatakan, jemaah sebenarnya saat ini sudah mendapatkan keringanan barang bawaan kabin.  Keringanaan hasil kerja sama pemerintah melalui Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2019 dengan pihak maskapai Saudia Airlines maupun Garuda Indonesia.

"Bahwa tas jemaah yang troli itu tidak dicek beratnya, diberikan keringanan maskapai bahwa itu tidak lagi menjadi beban timbangan yang seharusnya 7 kilogram," ujar dia di Jeddah, Sabtu (25/8/2019). 

Namun, keringanan ini dengan catatan, jemaah tidak membawa barang lebih ke kabin. Sesuai aturan, jemaah haji hanya diperbolehkan membawa satu tas kabin dan tas paspor saat di dalam pesawat. 

Pembatasan barang bukan tanpa sebab. Ini karena melihat keterbatasan tempat barang bawaan di dalam kabin pesawat. 

Sebab itu, dia kembali mengimbau jemaah benar-benar mematuhi aturan. Selain tak membawa barang berlebihan, isi bawaan juga harus menjadi perhatian. Seperti air zam-zam, benda tajam maupun barang membahayakan lainnya.

"Kepada jemaah di Makkah yang akan menuju ke Indonesia melalui Bandara Jeddah maupun yang di bandara Madinah sebaiknya persiapkan dan cek kembali barang-barang yang memang dilarang penerbangan, Garuda maupun Saudia, benar-benar diikuti," dia menegaskan.

 Tonton Video Ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya