Liputan6.com, Jakarta - Ulama asal India, Zakir Naik menuai kontroversi atas dugaan isu rasisme terhadap etnis Tionghoa dan umat Hindu di Malaysia. Meski sudah meminta maaf, namun desakan untuk mendeportasi Zakir Naik kembali ke India masih disuarakan rakyat negeri Jiran.
Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, Syed Saddiq pun mencoba meredakan situasi dengan bertemu Zakir Naik. Ia mengunggah pertemuan dengan Zakir Naik di media sosialnya.
Advertisement
Dalam unggahannya, menteri termuda itu meminta rakyat Malaysia memaafkan Zakir Naik.
"Tidak ada seorang pun dalam dunia ini yang bebas dari melakukan kesilapan. Dr Zakir Naik sudah minta maaf. Saya sendiri banyak kali lakukan kesilapan dan kena berlapang dada bila ditegur..Tidak perlu nak mendabik dada & mengeruhkan keadaan lagi. Tidak perlu nak menghina & mencaci. Let’s move on. The country needs healing..," tulisnya dalam akun twitter @SyedSaddiq yang dikutip Liputan6.com, Minggu (25/8/2019).
Syed juga mengajak rakyat Malaysia untuk tetap bersatu dalam keragaman.
"Malaysia merupakan negara yang berbilang bangsa & agama. We believe in moderation over extremism. Kesatuan kita, adalah kekuatan kita. Setiap bangsa, ada sumbangannya yang tersendiri. Mereka merupakan rakyat Malaysia, sama seperti saya. Mari kita terus mengikat masa depan kita bersama..Unity in diversity. Stronger, together, forever," ungkap dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Polisi Larang Kegiatan Zakir Naik
Ceramah ulama asal India, Zakir Naik menuai kontroversi di Malaysia. Ia diduga telah menyulut isu rasisme di negeri Jiran.
Kepolisian Malaysia pun melarang total program-program yang terkait dengan Zakir Naik di seluruh negeri bekas jajahan Inggris itu.
Kepala Komunikasi Korporat Kepolisian Negara Malaysia, Datuk Asmawati Ahmad mengatakan, perintah larangan terhadap kegiatan Zakir Naik itu telah dikeluarkan pada 20 Agustus. Larangan itu dibuat dengan alasan agar tidak menciptakan suasana tegang di masyarakat Malaysia yang multiras.
"Semua kepala polisi negara bagian telah diinstruksikan untuk memberi nasihat kepada mereka yang mungkin mengatur program-program yang melibatkan Zakir Naik untuk berhenti mengadakan acara semacam itu," katanya seperti dilansir kantor berita Malaysia, Bernama, Rabu (21/8/2019).
"Semua kegiatan yang melibatkan Zakir Naik dilarang. Arahan ini mulai berlaku pada 15 Agustus," imbuh Ahmad.
Selain dilarang melakukan kegiatan apapun di Malaysia, Zakir Naik juga tidak diizinkan melakukan pembicaraan di semua media termasuk media sosial. Inspektur Jenderal Polisi Datuk Seri Abdul Hamid Bador, mengatakan larangan itu berlaku di seluruh Malaysia sampai penyelidikan yang melibatkannya selesai.
"Arahan telah dikeluarkan oleh polisi di mana Zakir Naik dilarang berbicara lebih lanjut setelah episode di Kelantan baru-baru ini, yang bertujuan memberi kami waktu untuk menyelesaikan investigasi terkait dengan laporan yang diajukan pada episode itu," ungkap Bador.
"Dengan arahan ini, semua kepala polisi negara bagian bertanggung jawab untuk menyarankan setiap pihak yang memiliki rencana untuk mengundang Zakir untuk memberikan kuliah umum agar tidak melakukannya."
Ia mengatakan, ceramah Zakir di Kelantan telah menyebabkan kegelisahan dan kebingungan di antara banyak pihak dan polisi meminta waktu untuk menyelidiki masalah ini. "Kami akan mendapatkan fakta tentang apa yang sebenarnya terjadi," katanya.
Menurutnya, instruksi yang dikeluarkan dimaksudkan untuk menenangkan situasi dan bersifat sementara. "Itu tampak adil, itu hanya sementara dan jika situasinya tidak berubah, instruksi akan tetap ada."
"Jelas bahwa kami tidak ingin forum pembicaraan keagamaan ini dikaitkan dengan masalah politik. Tidaklah pantas bagi perundingan agama untuk memasukkan isu-isu politik baik di dalam negeri maupun di luar negeri," ucap Bador.
Advertisement
Pernyataan Kontroversial
Zakir Naik saat ini telah menghadapi penyelidikan polisi terkait dugaan penghinaan yang disengaja dengan maksud untuk memprovokasi perdamaian. Dalam kasus ini, polisi Malaysia menerima 115 laporan terhadap Zakir Naik.
Dia telah dipanggil dua kali ke Bukit Aman untuk menjalani pemeriksaan. Pada panggilan pertama, ia diperiksa selama lima jam pada Jumat 16 Agustus dan dalam panggilan kedua diperiksa selama 10 jam pada Selasa 20 Agustus.
Pengkhotbah dari India yang menetap di Malaysia ini dituduh membuat pernyataan kontroversial terhadap orang-orang Hindu dan Tionghoa Malaysia dalam sebuah pembicaraan di Kota Bharu pada 3 Agustus. Pernyataannya itu berujung pada seruan agar dia dideportasi ke India.
Zakir telah dicari otoritas India sejak 2016 karena tuduhan pencucian uang dan menghasut ekstremisme melalui pidato bernuansa kebencian.
Meminta Maaf
Zakir naik telah meminta maaf kepada rakyat Malaysia. Ia menyatakan dirinya tidaklah rasis.
Ia menyebut para pengkritik telah memelintir kalimatnya, menambah "pemalsuan aneh ke dalamnya" seperti dikutip dari media Malaysia The Star, Selasa (20/8/2019).
"Meskipun saya telah mengklarifikasi diri saya sendiri, saya merasa saya berutang permintaan maaf kepada semua orang yang merasa sakit hati karena kesalahpahaman ini," kata Zakir Naik.
"Saya tidak ingin ada di antara Anda yang menyimpan perasaan yang tidak enak pada saya."
Dalam kesempatan itu, Naik menyebut rasisme bertentangan dengan prinsip dasar Islam. Sementara ia mengklaim dirinya memiliki misi "untuk menyebarkan perdamaian di seluruh dunia" namun harus menghadapi para "pencela yang mencoba mencegahnya menjalankan misi."
"Seperti yang pasti Anda perhatikan selama beberapa hari terakhir, saya dituduh menyebabkan perselisihan rasial di negara ini dan para pencela saya menggunakan kalimat selektif yang diambil di luar konteks dan menambahkan pemalsuan aneh ke dalamnya," kata sang penceramah yang kondang di platform YouTube itu.
"Itu juga membuat saya khawatir karena orang-orang yang terluka belum mendengar pidato saya tetapi mendasarkan kesan mereka pada kutipan di luar konteks saya," lanjutnya.
Zakir Naik mengimbau warga Malaysia, khususnya non-Muslim, untuk mendengarkan pidatonya secara keseluruhan.
"Ceramah saya ada di YouTube, Peace TV, dan aplikasi seluler Peace TV," katanya merujuk pada program yang ia dirikan dan ia kepalai sendiri.
Advertisement