Liputan6.com, Tanjung Balai Karimun Pembangunan Tanggul Pantai (costal area) sepanjang 517 meter oleh Kementerian PUPR melalui BWS Wilayah Sumatra IV di Pantai Muka Limus, Kelurahan Sawang, Kecamatan Kundur Barat menjadi penyelamat warga dari ancaman abrasi pantai.
Ali (49) selaku Ketua RT Muka Limus menuturkan sebelum adanya pembangunan Bangunan penahan Pantai (Tanggul) warga sekitar pantai selalu dihantui oleh Musim Angin utara.
Advertisement
"Setiap mau menghadapi musim utara warga muka Limus selalu khawatir rumahnya dari ancaman air pasang air laut," kata Ali kepada Liputan6.com, Selasa (20/8/2019) kemarin.
Dimana musim angin utara merupakan saat - saatnya air laut pasang hingga gelombang naik menerpa rumah warga dan musim tersebut datang setiap awal Januari hingga bulan Juni.
Kekhawatiran tersebut tutur Ali dirasakan warga selama puluhan tahun tatkala pohon mangrove habis tebang masyarakat sebagia rumah tempat tinggal mereka.
Di tempat yang sama Sada Lurah Sawang mengatakan dampak akibat gelombang naik di Pantai Muka Limus membuat luas pantai menyusut. "Dampak dari abrasi luas pantai Muka Limus menyusut 7 meter selama 20 tahun," kata Sada.
Namun, kata Sada, dengan adanya pembangunan tanggul bukan hanya sebagai penahan gelombang banyak manfaat lain yang di rasakan warga diantaranya menjadi Objek wisata , dan sebagai sentar penjuangan ikan di Keluhan Sawang sehingga menjadi meningkatnya perekonomian Masyarakat.
"Dalam semingu wisatawan hampir 500 orang berkunjung ke Muka limus, ditambah dari wisatawan Jiran," Kata Persada.
Ia berharap kepada pemerintah melalui BWS Sumatra IV dapat kembali membangun Penahan pantai di kelurahan Sawang bukan hanya di pantai Limus saja.
Hal yang sama, Muhammad Iqbal ketua Pemuda Muka Limus sekaligus anggota karang taruna Pusaka mengungkapkan dengan hadirnya banguna area penahan pantai Muka Limus menjadi tempat banyaknya kegiatan - kegitan sosial yang terrealisasi.
"Kami sukses melakukan Penanama 500 pohon Mangrove," kata Iqbal.
Tujuannya penanaman, kata Iqbal sebagi sosialisasi pembelajaran warga atas pentingnya manfaat pohon mangrove bagi kelangsungan kelestarian ekosistem dan pertahanan pantai.
Di tempat yang berbeda Kepala SNVP PJA BWS Sumatra IV Provinsi Kepri Handri Alun Bawono terkait pembangunan tersebut menjelaska menjelaskan, proyek pembangunan tembok penahan tanah dari air laut di Pantai Mukalimus merupakan tugas utama pihaknya sepanjang tahun 2018-2019.
Tembok dengan panjang 517 meter ini dilengkapi pula dengan pemasangan material batu sekitar 650-800 kilogram.
“Itu tugas utama kami, dan pemerintah Kabupaten Karimun juga telah berkoordinasi sebelumnya untuk pengerjaan tembok ini kepada kami,” terangnya saat ditemui di ruang kerja.
Hendri menambahkan, pembangunan tembok ini sendiri bertujuan untuk melindungi pemukiman warga sekitar pantai dari ancaman abrasi air laut. Menurutnya, hal ini juga untuk melindungi pantai dari kikisan air laut akibat abrasi.
“Program kami pembangunan penahan pantai untuk mewujudkan pengendalian daya resap air,” jelasnya lagi.
(*)