Liputan6.com, Jakarta Film 47 Meters Down Uncaged meneror jaringan bioskop mulai pekan lalu. Menguasai ratusan bioskop, 47 Meters Down Uncaged mudah saja meraih ratusan ribu penonton di Indonesia.
Selain desain poster sangat jualan, 47 Meters Down Uncaged menampilkan empat aktris cantik berwajah segar. Belum banyak membintangi film namun justru inilah daya tarik 47 Meters Down Uncaged. Sejatinya, tokoh utama sekaligus musuh besar di film ini adalah sang hiu.
Manusia versus binatang buas sebenarnya bukan tema baru di industri layar lebar Hollywood. Ada banyak contoh dan terbukti, tema macam ini selalu punya tempat di hati penonton. Jaws (1975), karya Steven Spielberg, meski bukan yang pertama, adalah contoh ideal.
Baca Juga
Advertisement
Dibuat dengan bujet masuk akal 8 juta dolar AS (112 miliar rupiah), Jaws mendatangkan laba bersih 6,4 triliun rupiah. Di era 1970-an, laba bersih ini terlampau fantastis. Itu masih ditambah bonus tiga Piala Oscar kategori Tata Suara, Tata Musik Drama, dan Penyunting Gambar Terbaik.
Sayang, sekuel Jaws tak sebagus pendahulunya. Berganti era, kita melihat setumpuk film bertema serupa namun beda wujud. Anaconda (manusia vs ular), Lake Placid (manusia vs buaya), Deep Blue Sea (manusia vs ikan hiu), atau The Meg yang mengondisikan Jason Statham melawan ikan hiu purba. Lalu kita disuguhi 47 Meters Down dan kini sekuelnya. Film-film semacam ini tak jauh-jauh dari konflik bertahan hidup alias memotret para penyintas. Bagaimana dengan 47 Meters Down Uncaged?
Pelesir Membawa Petaka
Cerita 47 Meters Down Uncaged bermula ketika Grant (John Corbett) mengajak istrinya, Jennifer (Nia Long) dan kedua putri mereka, Sasha (Corinne Foxx) dan Mia (Sophie Nelisse) piknik di perairan Meksiko. Lokasinya, tak jauh dari kediaman mereka yang baru. Sasha dan Mia yang semula punya rencana liburan masing-masing terpaksa menuruti agenda ayah mereka. Diam-diam Mia dan Sasha punya agenda terselubung yakni menyelam untuk melihat bekas peradaban sebuah suku di bawah air.
Sasha dan Mia ditemani Alexa (Brianne Tju) serta Nicole (Sistine Rose Stallone). Empat sekawan ini nyemplung ke bawah air. Semula semua baik-baik saja. Namun Nicole melihat sesuatu yang bergerak di antara bebatuan. Apes, tak ada yang percaya Nicole sampai sebuah ikan hiu muncul dan menerjang empat remaja putri ini. Suasana pelesir berubah menjadi petaka. Mereka berusaha mencari bantuan sekaligus jalan pulang.
Advertisement
Kucing-kucingan dengan Hiu
Perempuan dalam film bencana menempati posisi dilematis. Mereka kerap jadi sasaran empuk sekaligus penyintas. Dua posisi yang sama beratnya. Jadi korban membuat posisi perempuan lemah dan nyaris tanpa daya. Jadi penyintas, beban yang disangga terlalu berat. Solusi aman yakni menempatkan sepasang pria dan wanita sebagai penyintas, biasanya ada bumbu cinta agar emosi film lebih berwarna. Tak melulu takut, marah, panik, dan seterusnya.
Dalam 47 Meters Down Uncaged, sejak awal tergambar jelas siapa korban dan siapa penyintas. Petunjuknya sudah tercecer di adegan pembuka. Lalu penonton diberi kombinasi empat perempuan kucing-kucingan dengan ikan hiu. Tak mungkin semuanya selamat. Itu dulu yang harus kita pahami. Kedua, kondisi memaksa karakter yang selamat memanfaatkan apa yang ada untuk membuat perlawanan.
Ketiga, penyelesaian akhir. Film 47 Meters Down Uncaged meng-cover tiga unsur ini. Keempat tokoh utamanya berproses dengan asyik meski instan.
Datang, Menjeriit, lalu Pulang
Perkembangan emosi mereka terasa khususnya Mia dan Sasha. Sayang, tak semua karakter berkembang. Apalagi kubu pria. Kita melihat lebih dari satu pria di film ini. Tak satu pun punya daya dan diberi ruang gerak leluasa.
Akibatnya, 47 Meters Down Uncaged dijejali kepanikan cewek, upaya mencari tempat aman, dan bertahan. Sementara para cowok tampak seperti menumpang lewat. Tak ada impact mendalam kecuali ayah Mia. Itu pun tanpa interaksi intens. Mengingat, film ini memilih bergegas meneror penonton.
Jadi jangan kaget jika lebih dari 80 persen film ini berputar-putar di bawah air. Adegan ketakutan dikejar ikan hiu jadi makanan utama. Bonding antarkarakter hanya disajikan pada 15 menit pertama. Setelah itu, ya permainan dengan ikan hiu. Karena hampir seluruh adegan berisi empat cewek mengenakan baju menyelam, jangan harap bisa melihat ekspresi, gestur, dan lain-lain. Mengecewakan, sih namun setidaknya kita tahu Johannes telah mengambil sikap sejernih kristal, menjadikan 47 Meters Down Uncaged tontonan ringan.
Tidak memaksakan diri dengan memotret mereka yang berada di darat. Tidak berupaya menampilkan data detail terkait tempat dan spesies. Artinya, Anda diminta datang ke bioskop untuk menyaksikan seni bertahan hidup di alam yang buas. Johannes yang sukses lewat 47 Meters Down telah menentukan arah. Suka atau tidak tergantung Anda. Beruntung, grafik film ini terus menanjak. Menemukan jalan keluar tak serta merta bikin lega karena kita tak pernah tahu apa yang menanti di luar sana.
Ringkas, menghibur, tanpa cinta-cintaan yang tak perlu. Setidaknya Johannes telah membuat pilihan tegas yang berdampak pada mudahnya film ini diikuti dan disukai. Datang, jejeritan, lalu pulang dengan perasaan lega sekaligus gemetaran. Itulah tujuan film ini dibuat.
Pemain: Sophie Nelisse, Corinne Foxx, Brianne Tju, Sistine Rose Stallone, Nia Long, David Santos, John Corbett
Produser: James Harris, Mark Lane, Robert Jones
Sutradara: Johannes Roberts
Penulis: Johannes Roberts, Ernest Riera
Produksi: The Fyzz Facility
Durasi: 89 menit
(Wayan Diananto)
Advertisement