Liputan6.com, Hong Kong - Memasuki minggu ke-12 Demonstrasi Hong Kong, untuk yang pertama kalinya senjata api ditembakkan ke para demonstran pada Minggu (25/8/2019). Meriam air juga dikerahkan ke pemrotes anti-pemerintah Hong Kong.
Penembakan ini dipicu tiga petugas polisi yang dipukuli oleh para demonstran dengan tongkat kayu, para polisi melepaskan peluru demi memberi peringatan pada pukul 20.00 malam waktu setempat di Jalan Sha Tsui di Tsuen Wan.
Advertisement
Tidak ada korban dalam penembakan ini, namun dilepaskannya peluru ke angkasa ini adalah yang pertama kalinya sejak protes yang dipicu oleh RUU ekstradisi, Sesuai yang dikutip dari SouthChinaMorningPost pada Senin (26/8/2019).
Kepala otoritas keamanan wilayah New Territories Selatan, Leung Kwok-wing mengonfirmasi tembakan peringatan tersebut.
"Nyawa pertugas berada di bawah ancaman, bahkan lima petugas harus dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan," ujarnya.
Polisi mengatakan bahwa setidaknya 36 demonstran ditangkap atas kejadian ini, dan bahkan terdapat anak berusia 12 tahun di dalam komplotan itu.
Meriam Air Juga Dikerahkan Untuk Para Perusuh
Selain itu, meriam air juga dikerahkan oleh pihak aparat untuk melawan para pengunjuk rasa yang membuat aksi demonstrasi daman menjadi rusuh dan penuh kekerasan. Meriam yang diimpor dari Perancis ini dipanggil untuk menghentikan kerumunan yang melempari batu di Jalan Yeung Uk dan jalan Texaco di Tsuen Wan.
Sebelumnya para pengunjuk rasa yang 'rusuh' melemparkan bom bensin kepada para petugas, namun setelah melihat kendaraan meriam air itu masuk ke lokasi, mereka berhamburan menghindar. Beberapa hari ini memang demonstrasi Hong Kong berjalan kurang baik bahkan kacau, yang disebabkan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab.
Juru bicara pemerintah juga mengatakan bahwa pemerintah tidak akan mentoleransi tindak kekerasan yang mendorong Hong Kong ke ambang situasi yang berbahaya, polisi juga akan serius dalam mengambil tindak penegakan hukum.
Advertisement
Kekerasan Dalam Demonstrasi Tidak Ditolerir
Dalam konferensi pers pagi hari ini, Inspektur Senior Yolanda Yu Hoi-kwan mengatakan polisi sangat tidak mentolerir penggunaan "kekerasan ekstrem" oleh para demonstran di seluruh kota.
Yu mengatakan sebuah kendaraan polisi dari Unit Darurat New Territories Selatan telah diserang di Chung On Street oleh pengunjuk rasa menggunakan tongkat logam dan benda-benda keras lainnya sekitar pukul 8 malam, melukai personil yang sedang bertugas di tempat.
Banyak kejadian lain yang mengancam nyawa petugas di lapangan, Yu juga membenarkan bahwa petugas memang saat ini sedang di bawah bahaya yang besar.
Sementara itu, Otoritas Rumah Sakit mengatakan, 22 orang dibawa ke rumah sakit kota, salah satunya dalam kondisi serius, sementara yang lain telah stabil dan bisa dipulangkan.
Reporter: Windy Febriana